Jumat, 13 November 2009

Kasus Donat Inkonsiten

Beberapa waktu lalu, RCC ngadain acara makan-makan bersama anak-anaknya dan makanan yang waktu itu direncanakan adalah roti. Namun karena ada yang berbaik hati menyumbang dana, "sang donatur" bersedia memberi sponsor untuk makanan yang akan dimakan. Akhirnya diputuskan untuk memesan donat J** karena mereka dapat mengantarkan pagi-pagi dan rasanya juga lumayan OK. Karena dananya diserahkan ke gw jadi gw yang akan pergi memesan donat tersebut

Akhirnya aku pergi dengan temanku. Aku dan dia memutuskan untuk memesan donat dulu untuk memastikan bahwa donat tersebut dapat diantarkan tepat waktu. Sewaktu melihat jejeran donat yang dipajang yang mengugah seleraku untuk mencicipi, aku melihat ada donat baru yang belum pernah aku liat sebelumnya (sebelumnya sering liat doang tanpa berniat beli, ga rela soalnya mahal. Namanya: Donat Piza. Karena iseng gw pun nanya ke mas-mas yang jaga.

Aku: Mas, ini donat apaan?
Mas: Donat Pizza, mba.
Aku: Maksudnya?
Mas: Donat rasa Pizza
Aku: Ga jelas, donat apa pizza (dengan maksud ngerjain mas-nya)
Mas: Ya donat tapi rasanya pizza, mba (bingung menjelaskan tapi tetap senyum)
Aku: Ya udah, dhe... aku pesan satu ya, mas. tapi dipisah sama yang buat dianterin
Si mas-mas cuma mengangguk dan langsung mengerjakan hal lain (takut gw tanya yang aneh-aneh lagi kali)

Lalu aku mendatangi temanku yang udah asik sendiri dengan minuman pesanannya. Lalu terjadilah pembicaraan yang ga penting ini (biasa lah namanya juga cewe, stok kata-kata banyak jadi harus dikeluarkan dengan pembicaraan yang ga penting,. Selain itu, menurut Alan Pease, cie..cie... wanita berbicara itu untuk membina hubungan jadi ga penting apakah pembicaraan itu penting ato ga, yang penting bicara).

Aku: Tadi gw liat ada donat piza, aneh banget dhe
Dia: apanya yang aneh, biasa aja.
Aku: ya aneh lah, donat ya donat, pizza ya pizza, masa digabungin, apa rasanya?
Dia: itu namanya kreatif, oneng?
Aku: Kreatif apanya? ini namanyua merusak orisinalitas. wong pizza aja banyak rasanya, jadi rasa pizza itu rasa apa coba?( tetap ngotot ga mau kalah)

Lalu mas-mas yang tadi mengantarkan bon dan pesan antar dan donat dan minuman yang gw pesan.
Dia: katanya aneh? tapi lu pesan juga
Aku: kan pengen tahu seperti apa? (sambil mengigit donat pizza)
Dia: Apa rasanya? donat ato pizza?
Aku: Namanya juga donat pizza, ya berarti dua-duanya, oon. mau nyoba?
Dia: Boleh ding (mengambil secuil, alias hampir setengahnya :(
Iya, ga jelas. ini mah lebih mirip donat dengan topping sosis dan keju
Aku: Yee... itu namanya pizza
Dia: tapi kan ga ada rotinya
Aku: Kalo pake roti, namanya bukan donat, oon

Pembicaraan mulai ga jelas.....
Aku: Ya udahlah, ga penting ini (sambil memasukkan cuilan terakhir donat gajebo tadi semuanya ke mulut)
Dia: penting ini. Ini harus diluruskan masalahnya
Aku: masalah apaan? lagian donat doang dan bukan bikinan dan ide gw lagi. bodoh amat
Dia: Ini namanya donat dengan style pizza (tetap ngotot)
Aku: kepanjangan namanya, ga muat kertasnya. Lagian ga keren banget. dimana-mana nama itu harus singkat tapi memikat
Dia: tapi kalo ga menjelaskan kan kasihan yang beli, bingung kayak lu
Aku: Coba lu bikin pendek namanya biar keren
Dia: Donat Pizza
Aku: Gubrak!!!!!!!! Sama aja dong, oon.
Dia: Trus kenapa lu ga ngerti?
Aku: sapa bilang gw ga ngerti..gw kan cuma nanya. Lagian mas-nya juga jelasinnya begitu.
Dia: Berarti mas-nya ga datang waktu training tentang donat ini jadinya begitu
Aku: sotoy aja lu. Ya udah lu training aja mas-mas tadi biar pintar
Dia: Ya udahlah, ga penting ini. Lagian gw juga dibayar kalo ngajarin die juga. lagian donat bukan gw yang bikin, ngapain juga gw susah-susah mikirin. ga penting.
Aku: daritadi juga bilang begitu.

Lalu pembicaraan donat pizza berakhir begitu aja tanpa ada kejelasan lagi. lalu, aku dan dia alias kami melanjutkan minum dan gosip dilanjutkan dengan pembicaraan ga penting lainnya, tentang ku**ng hitam. hehehehehe......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar