Rabu, 31 Januari 2018

Januari 2018 (Part II)

Lanjutin cerita liburan supaya ga lupa kalau ada kenangan indah dalam hidup aku yang isinya bukan cama bekerja saja. Hahahaha

Day 5: Taipei - Incheon, Korea (Myongdong)
Hari pertama sampai di Korea. Pagi jam 9 di bandara. Lalu naik MRT ke Seoul Station di pusat kota dan naik taxi ke hotel. Sama seperti Jepang, kota ini juga rapi dan bersih. Semua orang dengan inisiatif mengantri rapi. Selama antri, tanganku membeku. Di Seoul jauh lebih dingin dibanding Taipei dan yang paling menyenangkan adalah aku melihat salju di mana-mana. Kota Seoul sebagian besar tertutup salju. Tapi di jalanan salju sudah dibersihkan.
Sampai di hotel, I love the room. Hotel dengan konsep Harry Potter dan modern minimalis. Kamar kami juga menghadap ke jalanan kota. Lampu kamar yang bewarna kuning dan terang, langit-langit yang tinggi, bikin betah banget. Kamar ini lebih mirip semi apartment, ada pantry kecil dan mesin cuci baju jadi baju2 kotor kemarin di Taipei bisa langsung cuci. 
Setelah cukup istirahat, langsung menuju ke pasar paling hype di Seoul yaitu Myondong. Jaraknya hanya 1 station dari hotel kami. Sebenarnya kalau mau jalan kaki juga bisa, tapi karena ga mau menahan dingin, mending naik MRT. Hari ini juga bertetapatan dengan ultah adikku jadi kami merayakan dengan makan malam di café, lalu belanja dan pastinya cobain sebagian besar street food. Biasa.. hari pertama masih kalap. Jalan ketemu apa juga pengen. baru selesai makan terus ketemu makanan lagi dengan konsep restoran yang Korea banget, langsung pengen. Makanan pertama dalah cobain Mie Dingin (Naengmyeon) dan Bulgogi.

Day 6: Namsan Tower, Dongdaemun, Gwangjang
Hari berikutnya adalah jalan-jalan ke Tower tertinggi di Seoul. Pagi-pagi menunggu bus di cuaca super dingin. Berhubung bukan ikut tour jadi mulai menelusuri jalur bus. Beruntung ketemu dengan orang Indonesia yang juga menuju lokasi yang sama. Sambil menunggu bus, mampir dulu di "warung" pinggir jalan untuk beli nasi gulung (Gimbap). Si ibu dengan serunya berbahasa Korea yang tidak saya pahami. Hahahaha
Sepanjang jalan melihat salju, seru banget. Perjalanan sekitar 30 menit dan begitu sampai dan turun dari bus, langsung merasa super dingin karena lokasi yang cukup tinggi. Seperti biasa, foto dengan salju seperti orang norak dan katrok. Hahahahahaha.
Setelah puas dan perut mulai lapar lagi.. cuaca dingin gampang lapar plus suka banget dengan makanan korea, jadi kerjaanya makan melulu. Meluncur ke tujuan berikutnya yaitu Dongdaemun. Sejenis pasar tapi bukan pasar tradisional. Hanya cuci mata saja dan makan siang di sini. Setelah selesai makan, lanjut jalan ke daerah yang aku lupa namanya (kesulitan mengingat dalam bahasa Korea) mampir di management SM Town (kumpulan artis K-pop yang lagi booming - kebetulan bukan fans K-pop jadi ga terlalu excited). jalan-jalan di dalam mall, melihat produk-produk Korea yang unik dan menarik. 
Seperi biasa, karena sudah mulai lapar lagi, maka kami bergerak ke Gwangjang market. Kali ini pasar tradisonal, tidak terlalu jauh dari Dongdaemun tapi sempat bertanya beberapa kali untuk memastikan arah yang kami tuju tidak salah. berjalan cukup panjang sambil ditemani salju yang mulai turun sedikit-sedikit.. akhirnya sampai dan surga makanan. Hahaha.. Sebelum makan, belanja oleh-oleh dulu dan keliling pasar untuk melihat isi pasar. Setelah makan dan plus dibungkus karena hobi makan di hotel, kami putuskan pulang saja karena sudah lelah berkeliling.


Day 7: Gangnam, Namdaemun, Hongdae
Melanjutkan perjalanan.. kali ini menuju ke daerah yang hype banget. Gangnam - pusat anak muda modern. Sempat nyasar beberapa kali untuk menemukan spot yang super terkenal dengan Gangnam Style. Ga jauh beda dengan Orchard Road di Singapore jadi biasa saja. Aku sih tidak terlalu suka jalan-jalan di mall atau tempat belanja. Jadi setelah puas foto-foto, mulai mengincar tempat makan. Tanpa sengaja, menunjuk ke sebuah restoran yang kata adikku super enak dan kalau di Singapore mahal banget, maka meluncur deh ke sana. Ramai, tetapi untungnya langsung pas dapat tempat yang cukup buat kami. Makanan khas korea, nasi goreng campur khas korea, semua makanan dicampur (kalau kata pio sih nasi sampah), apa juga dimasukkan ke dalam lalu dicampur dengan bumbu gochujang khas Korea. Voila, super enak dan porsinya super banyak. puas dan kenyang. 
Setelah puas jalan-jalan di Gangnam, lanjut naik bus menuju ke Namdaemun market. Ini beneran pasar tradisional tapi bersih dan nyaman banget. Pasar yang didesign untuk tempat wisata. Dan seperti biasa, mengincar makanan. Setiap melewati penjual makanan dan ramai, langsung penasaran dan ingin mencoba. Intinya selama jalan-jalan, ga jauh-jauh dari makan. Sebagai penebus rasa bersalah, maka jalan kakinya juga buanyak banget. Di pasar Namdaemun ini terkenal dengan masakan dari Hairtail Fish. Mengantri sekitar 30 menit dan akhirnya makan. Enak pakai banget. Semua restoran di Korea memberikan air minum gratis dan ada beberapa restoran yang menyediakan nasi putih sepuasnya.
Puas makan, saatnya belanja. Masuk ke toko kosmetik (tidak senyaman di Myongdong), Nature Republic di Namdaemun menjual produk lebih murah. Aku belanja beberapa produk. Berat sih bawanya, tapi berhubung baju dinginnya tebal jadi tidak berasa sakit di bahu dan punggung meski barangnya terasa agak berat. Beli oleh-oleh dan buah-buahan supaya pencernaan tetap lancar.
Karena akan pindah hotel, jadi kami tidak berlama-lama di Namdaemun. Balik ke hotel, merapikan barang dan panggil taxi untuk pindah ke apartemen di bagian lain Seoul. Kali ini ke pinggiran kota yang tidak seramai pusat kota.
Jam 6 sore sampai di apartemen, suasana daerah ini sudah cukup sepi. Kami disambut oleh pemilik apartemen yang fasih berbahasa  Inggris yang memberitahu kami cara pakai peralatan di apartemennya dan aturan di daerah sekitar sini.
Karena masih banyak energi, kami lanjutkan acara jalan-jalan malam sekaligus mencari makan malam. Kali ini mengicar BBQ versi Korea. Naik MRT (station cukup dekat dari apartment) menuju daerah tongkrongan anak muda Seoul, Hongdae. Menuju restoran BBQ murah meriah karena daerah mahasiwa, dan beneran aja isinya semua mahasiswa dan super berisik. Untungnya aku ga ngerti apa yang dibicarakan mereka dengan suara super annoying, aku sibuk makan. Hahahahaha..


Day 8: Lotte World
Korea sangat identik dengan Lotte. Hari ini khusus ke wisata bermain. Lotte World ini seperti Dufan. Namanya main ya seru-seru aja. Kalau dipikir-pikir, permainan di Indonesia lebih heboh dibanding di sana. Mungkin karena menjaga keamanan, makanya permainan lebih tidak extrim (atau aku yang sudah terbiasa dengan extrim jadi semua jadi biasa??). Seperti biasa, sesi makan adalah yang paling aku tunggu. Kali ini makanan khas Korea yang dicari adalah Jjampong (spicy seafood) dan Jajangmyeon (mie dengan pasta hitam). Uenak dan suka banget makanan Korea.
Setelah puas bermain, lanjut belanja ke Lotte Mart. I always love Supermarket. Belanja snack Korea, Mie Korea, segala macam yang unik dibeli. Belanja di sini sangat unik, kita tidak diberikan kantongan untuk membawa barang-barang. Kalau mau, kantongan harus beli. Semua belanjaan dikemas didalam kotak (disediakan tempat untuk packaging barang belanjaan dan memilih kardus dan juga disediakan lakban - jadi pack barang kamu sesuka hati). sebagai wisatawan yang belanja cukup banyak dan baru sadar sulitnya bawa barang banyak, baru sadar belakangan. hahahahaha..
Untungnya saya selalu bawa kantongan plastik dan tas belanja jadi aman, lagian pasukan yang jalan kan juga ada. masing-masing bawa tentengan. hahahahaha


Day 9: Geongbokgung, Hanok Village, Insadong
Kali ini wisata tradisional. Jalan ke Istana. Luasnya pakai banget. Setiap ruangan terpisah tapi semua tampak sama buatku jadi ga terlalu seru sampai ketemu ruang utama yang dipagari dan dibatasi danau. Keren. Puas jalan-jalan ke Geongbokgung Palace, saatnya makan. Kali ini adalah Sup ayam ginseng yang super terkanal dan antriannya puanjang. Samgetang. Semakin aku rasakan, makanan Indonesia lebih seru dan variatif dengan bumbu yang lebih berani. Jadi aku mulai merasa biasa saja dan tidak seheboh awal ketika pertama kali makan. Cocok sih, bisa dimakan dibanding makanan Taiwan. Lanjut jalan pakai nyasar dulu menuju Hanok Village. Tampaknya sih dekat tapi ternyata salah arah dan jadinya jauh banget. 
Berputar-putar dan malah mampir di Daiso. As usual I love Supermarket. Semua tampak murah dan belanjanya super banyak. Hahahahahaha. alhasil menyusahkan diri sendiri bawa belanjaan sambil jalan-jalan. Untung tas yang dibawa ga banyak isinya dan selalu bawa kantong belanja cadangan.
Sampai di Hanok Village bersebrangan dengan Insadong Market. Karena penasaran dengan rumah tradisonal Korea, maka kita pun telusuri. Ga worth it karena jalannya menanjak, lelah banget. apalagi dingin plus lapar. Hahahahahahaha
Akhirnya hanya seketemunya saja dan cukup tahu saja. Rumah-rumah tradisional ini masih ada penghuninya jadi kami juga harus tenang dan tidak boleh berisik. Kami juga tidak dapat benar-benar melihat isi rumah seperti apa. Jadi kami putuskan ke Insadong market dan makan malam. Insadong market adalah pasar seni. Hampir sebagaian besar pedagang menjual barang-barang buatan tangan dan hasil karya seni. Mahal karena unik dan khusus. Capek jalan-jalan, kami pun pulang. tidak mau terlalu lelah karena besok akan ikut tour pagi-pagi.


Day 10: Nami Island, Petite French, Myondong
Kali ini kami jalan dengan local Tour. Hampir tertinggal karena tidak survey lokasi seperti ketika di Taiwan dan plus hujan gerimis... untungnya tidak ditinggal.
Perjalanan dengan bus menuju Nami Island. Sekitar 1 jam menuju pinggiran kota Seoul (udah dipinggir dan makin pinggir lagi) lalu dengan kapal feri menyeberang sekitar 3 menit. Nami Island terkenal karena lokasinya identik dengan romantisme. Tempat ini dijadikan tempat syuting Film Korea Winter Sonata yang sempat booming (lagi.. bukan penggemar K-drama jadi tau aja tapi ngak ngerti2 amat juga). Selama di pulau hujan terus turun jadi ga asik jalannya. Becek. Es campur tanah biar ga licin. Ini sih lebih seperti napak tilas. Tiap lokasi jadi icon karena ada adegan film yang berkesan. Jembatan cinta, air terjun mini, jalanan yang kanan-kirinya pohon pinus yang indah (karena musim dingin ya botak dan bersalju saja). Lalu ada batu tempat foto sang artis, patung artisnya, dan yang paling luar biasa adalah lokasi tempat ciuman sang kekasih. ya ampun. Banyak yang foto meniru adegan film. Hahahahahaha.. alay banget. Ga minat. Ga penting juga. Tempat ciuman pertamaku lebih berkesan.. Hahahahaha..
Setelah hujan terus menerus walaupun gerimis saja, makin lama makin deras dan berubah menjadi salju. Ga kuat karena dingin sekali, akhirnya memutuskan untuk masuk ke restoran dan makan. Kali ini makan seperi kesurupan, buanyak banget (menggunakan cuaca dingin sebagai alasan). Lalu kembali foto-foto ikut-ikutan. Karena bosan, balik saja ke feri dan kembali ke cafe sebelum lanjut ke lokasi berikutnya.
Lokasi tour selanjutnya adalah Petite France (Perancis kecil). Biasa banget. Design seperti desa kecil meniru desa Perancis. Banyak rumah-rumah kecil yang di-design berisi asal-usul hal-hal berbau Perancis. Aku juga biasa saja sih di sini. Sepertinya mulai bosan jalan-jalan karena ga terlalu menarik. Aku lebih suka wisata alam.
Setelah itu, kami diantar kembali ke Myongdong. Saatnya berburu makan malam. Kali ini incaranku adalah ayam goreng khas Korea dan ketemu yang super enak dan puas makannya. Semua ceklis makanan yang ingin dimakan done. Puas dan bisa tinggalin Seoul dengan bahagia. 

Day 11: Seoul - Taipei
Kali ini bangun siang dan langsung menuju ke Bandara. Makan siang di Bandara (mencoba Jjampong dan Jajangmyeon untuk terakhir kali) lalu meluncur ke Taipei (singgah doang sebelum kembali ke Singapore). Malam di Taipei betepatan dengan malam natal. Kali ini hotel menyediakan makan sepuasnya. Jadilah malam natal bukan di gereja tapi makan-makan di hotel. As usual, aku ga terlalu suka makanan Taiwan jadi ga makan terlalu banyak juga. Ya walaupun namanya ga banayak, kalau dihitung gabung sih buanyak. Hahahaha..

Day 12: Taipei - Singapore
Setelah sarapan, lanjut penerbangan menuju Singapore. Karena sampai Singapore masih sore, kami lanjut jalan-jalan di daerah sekitar Bandara Changi. Seperti biasa, kerjaannya makan melulu, jadi makan lagi dan lagi. Dekat apartemen tempat tinggalku juga banyak makanan, jadi begitu sampai rumah, kami mampir lagi dan makan

Day 13: Chinatown
Semua kembali seperti hari biasa. Yang lain sibuk kembali bekerja, tinggal aku yang masih liburan. Kapan lagi bisa malas-malasan dan bangun siang? Begitu bangun, cuci baju yang sudah menumpuk, bersihkan rumah yang kelamaan ditinggal. Mengerjakan begitu saja menghabiskan hampir seharian. Malamnya aku baru keluar setelah adikku bubar jam kantor. Kembali menjelajah makanan. Kali ini aku diajak ke Chinatown untuk mencari makanan Michelin Star (penghargaan buat restoran), tapi ternyata hari itu restorannya tutup, jadi lah makan yang lain. jalan-jalan keliling China Town sebentar lalu ke supermarket belanja buah dan pulang.

Day 14: Museum of Singapore
Karena rumah sudah bersih dan cucian pun sudah beres, waktuku lebih banyak. Sekali ini, aku memilih jalan-jalan ke museum. Biasa selalu jalan ke mall. Hampir setiap bagian Singapore sudah pernah aku kunjungi kecuali Museum. Akhirnya aku memutuskan ke Museum of Singapore. Hampir sekitar 4 jam di dalam dan aku senang banget. Rasanya belum puas karena luas dan unik banget.
Karena sudah jam pulang kerja. Kali ini demi menemaniku, pulang kerjanya lebih awal jadi masih bisa jalan-jalan menikmati malam di Singapore.
Dan seperti biasa, makanan yang kami cari, karena kemarin belum sempat makan di Michellin Star Hawker Chan, ChinaTown, kali ini kami ga salah lagi. Antrian panjang tapi untungnya kami bisa dapat tempat duduk. Makanannya enak dan tidak terlalu mahal. Sebenarnya hanya nasi ayam yang biasa dijual di banyak tempat di Singapore (Singapore terkenal dengan nasi ayam), tapi yang ini menjadi luar biasa karena mendapat penghargaan. Memang sedikit berbeda karena daging ayam yang begitu lembut.

Day 15: Orchard. Library
Destinasi selanjutnya yang belum pernah aku datangi adalah perpustakaan. Perpustakaan di pusat keramaian Orchard Road di dalam mall. 2 lantai perpustakaan yang luar biasa nyaman. Pemandangan ke jalanan kota yang ramai menjadi daya tarik tersendiri. Aku suka sekali di sini. Banyak buku yang ingin aku baca tapi kan waktunya terbatas. Hanya sempat membaca 3 buku dan akhirnya selesai karena kelamaan. Proses meminjam buku juga sangat mudah dan bisa dikembalikan ke Perpustakaan Publik terdekat dengan tempat tinggal (serapih itu sistemnya ya. kapan Indonesia bisa begitu?). Kali ini ijin kerja setengah hari supaya bisa menemaniku jalan-jalan lagi sebelum pulang ke Jakarta. Selain itu, kami juga mengincar makanan lain yang juga mendapat Michellin Star. Ramen Tsuta. Mau dibilang enak banget ya menurutku ok lah. Next, cari dessert ke cafe Tiong Bahru (tapi cabang yang di Orchard) yang terkenal dengan Croissant yang enak banget.
Setelah itu, makan malamnya mencari makanan yang terkenal di Singapore (Chili Crab - kepiting saos padang versi Singapore. hahahaha)

Day 16: Bugis, Tiong Bahru, Changi - Jakarta
Lanjut, hari ini Sabtu jadi bisa seharian menemaniku jalan-jalan. Masih mencari makanan yang terkenal dengan Michellin Star. Kali ini agak jauh ke Tiong Bahru, mencari Mie Singapore. hahahahahaha.., lalu Lanjut ke Bugis yang sudah biasa banget jadi cuma mampir dan lewat saja. 
Malam hari adalah saatnya kembali ke Jakarta. Bye Singapore.. See you soon. 


Dengan demikian selesai jalan-jalan liburanku dan kembali lagi ke kehidupan kerjaan dan lainnya.

Selasa, 09 Januari 2018

Januari 2018 (part I)

Desember 2018 terlewatkan karena sibuk di awal sampai pertengahan bulan (nasib ditinggal sakit dan menikah partner kerja.. sekalian bablas libur sebulan) jadi semua dikerjakan sendiri, kena marah sendiri, perbaiki sendiri. Semua serba sendiri. Setengah bulan berikutnya sudah libur. \(*v*)/ yeay..

Kali ini liburan super panjang dan puas.
2 minggu full di luar negeri.

Day 1: Singapore
Sampai di Changi, Singapore sudah tengah malam. Sampai di Apartemen hanya untuk istirahat, rapikan koper dan beberes koper terus tidur. Untungnya pesawat ke Taiwan ambil yang agak siang jadi ga perlu pagi2 buta sudah di bandara lagi. Masih sempat sarapan dan jajan di minimarket dekat apartment (selalu suka ke supermarket/ minimarket - meski tidak beli dan hanya lihat-lihat barang saja).

Day 2: Taipei
Sampai di Taipei sudah jam 7 malam, lalu jalan ke Ningxia Market yang dekat dengan hotel, lalu makan malam di sana. Seperti biasa, pasar malam penuh dengan street food. porsinya besar jadi makannya pas untuk berbagi.
Karena sudah musim dingin, jadi rasanya dingin banget dan waktu datang belum persiapan jadi sampai menggigil. Meskipun makannya sudah yang hangat dan panas2, tetap saja menggigil.

Setelah makan malam, langsung kembali ke hotel dan tidur. Siap-siap untuk perjalanan yang lebih seru keesokan hari.

Day 3: Taipei 101, Shilin Market
Karena liburannya jalan-jalan tanpa tour jadi bangunnya juga suka-suka. Ga dikejar2 waktu. Setelah selesai sarapan dari hotel (ga suka makanan Taiwan), kita berangkat naik bus menuju ke Menara tertinggi di Taiwan yang terkoneksi dengan mall yang megah sekali. Sampai di puncak tertinggi (lantai 87 dengan kecepatan lift yang hanya dalam kurang dari 2 menit sudah sampai), kita diperbolehkan melihat seluruh kota dari gedung tertinggi di kota Taipei. Karena berkabut jadi tidak semua wilayah terlihat jelas. Aku selalu menikmati melihat kota dari ketinggian, melihat luasnya dan melihat tata kota serta mengagumi karya manusia terhadap pembangunan kotanya. Di satu sisi ada gedung-gedung tinggi dengan gemerlapnya, di sisi lain ada daerah yang masih tidak tertata, di bagian lainnya masih ada pemandangan hijau, dan sisi lain ada sungai yang mengalir dengan jembatan megah yang melintasi.

Sore sampai malam hari, kami makan dan belanja di Shilin Market. Pasar malam dengan segala macam jajanan. Setiap kota pasti memiliki pasar malam yang selalu ramai dikunjungi baik penduduk lokal maupun wisatawan. Di Taipei, Shilin market sangat terkenal karena banyaknya kios makanan. Sampai bingung mau makan dimana meskipun semua tampak sama. Berhubung aku ga terlalu suka makanan Taiwan, jadi biasa aja.

Day 4: Tour Yehliu Geopark, Jiufen, Shifen Old Street and waterfall dan Ximending
Pagi-pagi setelah sarapan langsung menuju stasium utama Taipei yang ga jauh dari hotel untuk ikut tour lokal. Padahal cuaca lebih cocok tidur2an saja karena dingin dan sedikit hujan.
Lokasi I: Yehliu Geopark - pemandangan bebatuan dengan bentuk2 unik dan laut. (emang paling pintar menata wisata alam).

Lokasi II: Shifen Waterfall - Melihat air terjun. Buatku sih biasa aja, hanya saja penataan lokasi wisata yang rapi, makanya jadi terkenal. Bagusan air terjun di Indonesia.

Lokasi III: Shifen Railway Old Street - objek utama adalah jalan kereta api yang sekarang sudah ditutup dan berjejer kios yang menjual oleh2 khas kota ini. Kota kecil ini terkenal dengan lampion dari kertas yang dibuat sedemikian rupa dengan kertas warna warni yang memiliki makna sendiri untuk tiap warnanya. Berhubung saya bukan orang yang percaya dengan doa melepas lampion, maka sayang rasanya kalau buang uang hanya untuk melepas lampion, mending saya beli makanan. hahahaha.

Lokasi IV: Jiufen - Kami diajak melihat kota yang terkenal dengan tangga. Ini sih sedikit mirip penyiksaan. Karena tour jadi agak diburu-buru waktu sehingga melelahkan sekali naik tangganya. sampai di tangga ke 250, baru terdapat jalanan (mirip gang doang sih) dimana sepanjang jalan orang-orang berjualan. Kota ini hampir setiap harinya hujan, apalagi saat musin dingin, dan ini menambah kesulitan untuk jalan-jalan. Setelah makan soup ikan yang super terkenal (beneran enak yang ini) dan beli teh (khas dari Taiwan), langsung aja kami balik ke bus. Capeknya pakai banget.

Satu hari berlalu dengan tour yang melelahkan karena seharian hujan, udah dingin plus hujan, benar2 melelahkan. Balik ke Taipei jam 6 sore, kami lanjut jalan-jalan ke Ximending (distrik yang mirip dengan Harajuku di Shibuya, Jepang / Bugis di Singapore). Karena capek dan malas berjalan-jalan lagi, kami cuma melihat2 sebagian kecil pasar ini dan makan (makan KFC.. hahhahaha. Tapi berbeda dengan KFC di Jakarta. Setiap negara punya ciri khas masing-masing dan di sini KFC-nya enak. Waktu makan KFC di di China ga terlalu enak). Pulangnya juga ga langsung ke hotel tapi mampir dulu ke pasar dekat hotel. Maklum, hari terakhir di Taipei jadi ga mau rugi.


To be continued....


Jumat, 05 Januari 2018

November 2017


Sudah semakin mendekati akhir tahun dan sebentar lagi liburan.
Sudah ga sabar merasakan salju di luar negeri, merasakan white christmas seperti di lagu-lagu dan yang paling menyenangkan adalah jalan-jalan di Singapore selama seminggu bersama orang yang paling tersayang, sebelum kembali bekerja lagi.

Liburan Desember ini cukup panjang, aku ambil cuti sampai 2 minggu. Potong gaji juga lumayan banyak. Hahahaahaha...
Tapi ya sudahlah. Ada uangnya kalau tidak dinikmati juga percuma, ga akan dibawa mati juga.
Sama seperti liburan sebelumnya, kali ini pun banyak yang aku urus sendiri, mulai dari tiket, visa dan juga menukar uang.

Kali ini juga lebih semangat mencari tahu apa saja yang perlu disiapkan karena pergi di musim salju pastinya persiapannya berbeda. Banyak perlengkapan yang harus disiapkan karena bukan barang sehari-hari yang biasa dipakai. Mulai dari baju dingin, sarung tangan, sepatu, ear muffs, dan semua kebutuhan musim dingin, obat2an terutama minyak telon supaya hangat dan ga masuk angin (udah kayak anak bayi), syal untuk tutupin leher. Maklum ya, sudah semakin berumur jadi gampang masuk angin seperti kerupuk.

Sambil mempersiapkan liburan, kerja dan pelayanan tetap dilakukan.
Pekerjaan mulai munurun karena gubernur baru "tidak pro dengan reklamasi", sedangkan perusahaanku bergerak di sana. Dampaknya, kami hanya "menunggu".
Sambil menunggu, karena aku juga ga bisa diam dan tidak mau menjadi bodoh karena tidak ada hal signifikan yang dikerjakan, aku diminta untuk membantu di Business Unit lain. Kali ini challenge baru yaitu di universitas. Excited karena dunia baru dan harus belajar dan adaptasi dengan cepat. Aku bersyukur suda dilatih untuk kerja profesional dan kerja sepenuh hati jadi lebih mudah untuk bisa masuk dunia yang baru. Bertemu dengan orang-orang akademisi memang beda. Rasanya ada banyak hal yang saya dapatkan dari para dosen dan civitas akademisi ini. Cara berbicara mereka santun dan sangat berilmu, ga seperti bicara dengan orang proyek yang seringnya pakai" ngotot". Aku belajar banyak hal baru dan membuatku amazed dengan penjelasan mereka. Beda di antara orang-orang berpedidikan tinggi membuatku ingin kembali kuliah lagi dan bisa menjadi seperti mereka.

Selain itu, saat ini juga masih sibuk persiapan untuk natal.