Selasa, 20 Februari 2018

Februari 2018

Liburan sudah berakhir tapi rasanya ingin kembali liburan lagi.
Mungkin karena kesibukan yang berbeda saat ini.
Kalau lagi banyak kerjaan, sampai ga sempat memikirkan hal lain. Tapi kalau lagi tidak ada kerjaan, rasanya bosan banget dan bingung mau mengerjakan apa. Yang ada malah memikirkan hal yang tidak penting dan hanya menguras emosi.

Mau memaksakan diri untuk memikirkan tugas di pelayanan pun tidak mood, apalagi kalau mulai mengantuk.
Aku merasa akhir-akhir ini sedang kurang produktif.
I'm wasting my time doing yang ga berguna buat pertumbuhan diri. Bukan ga berguna sepenuhnya, tetapi lebih karena waktu yang dipakai lebih banyak untuk hal yang tidak berdampak langsung di pekerjaan dan pelayanan.

Planning liburan lagi aja kali ya biar semangat.
Tahun ini sepertinya liburan hanya di dalam negeri saja.
First time I'm going to Jogja, sekalian menghadiri pesta kawinan teman.
Lalu ke Bangka kali ya?? Atau Bali ?? Atau Solo??
Banyak yang ingin aku datangi tapi cutinya tidak tersisa banyak dan bos juga sudah berganti jadi agak kesulitan kalau tinggalin pekerjaan juga.

Semakin lama, aku semakin kurang bersemangat bekerja.
Rasanya ingin jadi ibu rumah tangga di rumah saja, tapi kalau di rumah aja, pengennya bekerja.
Serba salah, jenuh dan bosan.
Seandainya kau bisa melakukan apa saja yang aku sukai tanpa memikirkan orang lain...jiwaku selalu ingin bebas dan tidak terikat oleh apapun.

Aku tidak suka aturan dan tradisi yang mengikat tanpa mengerti kenapa harus melakukannya.
Mungkin ini yang membuatku tidak siap menikah dan berkomitmen. Pacaran terus sampai bosan ditanyain. Aku takut terikat. Aku takut tidak bahagia. Aku takut tidak bisa menjadi apa yang aku mau. Tapi aku juga ga mau sendirian. Bisakah punya pasangan yang tidak memaksaku menjadi yang aku tidak mau? Bisakah dia menemaniku menjalani mimpiku? Aku tidak akan menjadi istri yang tidak tahu tugas dan tanggung jawabku seperti yang Tuhan perintahkan karena kau mengasihi Tuhan. Tapi aku tidak bisa menjadi istri yang tradisi katakan. Aku tidak mau menjalani pernikahan yang menurut kata orang.

Aku tidak mau kamu berubah setelah menikah. Aku mau kita menjalani mimpi kita bersama seperti yang kita bicarakan sebelum menikah. Aku mau kita berjalan bersama, bergandengan tangan sehingga kalau ada di antara kita yang jatuh, kita masih berpegangan dan bisa saling menopang.
Lihat masa depan kita sendiri, bukan masa depan yang mereka buat. Aku mau kita hanya melihat di depan kita saja karena di depan ada Tuhan yang menuntun kita. Jika kamu bisa tersenyum dan mengiyakan ini, aku juga akan tersenyum menerima uluran tanganmu. Kita akan berjalan bersama menuju ke arah yang Tuhan mau.