Jumat, 21 September 2018

Liburan Agustus 2018

Lupakan sejenak kesibukan kerja, atasan yang rumit, pelayanan yang makin kompleks, urusan rumah yang bikin lelah... mari bahas liburan.

15 - 25 Agustus 2018.
10 hari yang menyenangkan. Hari pertama liburan bersama teman lama, hari berikutnya seminar, hari berikutnya libur panjang.

Day 1: 15 Agustus - Solo
Pertama sampai di Solo, ternyata panas terik.
Karena tidak sewa mobil, jadi kita pakai taxi menuju hotel.
Perjalanan ke hotel lumayan agak jauh karena sudah tidak di kota Solo. Karena sampainya sudah siang, jadi lapar banget dan pikirannya cuma mau cari makan saja.
Lalu mulailah merayu driver taxi untuk mau mengantar kami keliling Solo.
Ternyata sistem taxi di sana masih belum teratus sehingga taxi bandara ga masalah kalau berlalu lalang di kota. Jadi lah si mas taxi yang jadi tour guide 2 wanita yang awam Solo keliling.
Mulai dari makan makanan khas Solo (Selat Solo), Es Dawet, Mangkunegaraan, Kasunanan, Pasar Gedhe Makan Sate Buntel dan Tengkleng. Sehari ada kali ya makan sampai 5 kali (EXCLUDE makan malam). Mas taxi aja bingung liat 2 cewe makan mulu. Terakhir ke Kampung Batik Laweyan sebelum dibalikin ke Hotel.
Malamnya kami pesan Grab menuju ke mall dan baru menyadari Hotel kedua kami tepat di depan mall. OMG.. udah membayangkan kalau nanti pas nginap di hotel ini akan kelayapan ke mall terus. Hahhahahaha.

Day 2 - 5:  16-19 Agustus - Tawangmangu, Karanganyar.
Sebenarnya jalan-jalan ini dimilai karena ada acara KEF di Tawangmangu. Karena sudah pergi, sekalian aja panjangin karena ada libur di hari kejepit dan orang special dari Singapore datang. JAdi sekalian aja, kami liburan sama-sama.
Jadi hari kedua sampai kelima adalah hari yang sangat menguras energi sekaligus refill spirit yang baru. Seminar ini benar-benar membuka me-refresh semua kelelahan emosional selama ini. Belajar banyak hal dari fakulti dan juga teman-teman murid dari berbagai kota dan negara. Kalau dibandingkan dengan pergumulanku, perjuangan iman mereka lebih dahsyat. Ada yang sampai kehilangan pekerjaan, ada yang uangnya pas-pasan banget, Ada yang samapi sakit juga dibela-belain datang. Benar-benar diberkati dengan setiap sesi yang diberikan. Habis energiku untuk menangis karena pemulihan dan peneguhan yang diberikan. Sesi I: Miracle of Me. Sesi II: The Birth of Miracle. Sesi III: Creativity. Sesi IV: Don't Eat Your Lunch.

Day 5: 19 Agustus - Solo
Setengah hari di Seminar, sisanya dihabiskan di Solo. Pulang dari seminar dijemput sama orang Singapore di daerah Manahan, Solo. So happy dan lanjut jalan-jalan melewati rumah bapak Presiden Jokowi, sunset di Tjolomadoe, makan di nasi liwet Wongso Lemu yang terkenal itu (mahal), jajan di HIK pak Basuki yang jadi langganan pak Jokowi (mahal juga). Lalu pulang ko Hotel yang awalnya pikir masih mau main-main di mall ternyata terkpar dan cuma tiduran aja di hotel sambil memandangi mall dari jendela. hahahhaah. Padahal di seberang hotel ada pasar malam, ada tempat makan yang bagus, tapi sudah terlalu lelah untuk keluar kamar lagi.

Hari 6: 20 Agustus Solo menuju Surabaya
Pagi-pagi langsung packing dan beres2 supaya tidak bolak balik hotel. Perjalanan pertama menuju, Pasar Gedhe untuk sarapan, lalu ke Pasar Klewer belanja Batik.. jalan menuju Kampung Batik Kauman. Terus belanja oleh-oleh di Orion. Makan Bakso yang katanya enak  tapi jauh dan masuk ke gang.. jauh dari jalanan tapi luar biasa sampai ada yang tahu. Drop teman ke Bandara. Sisanya kami jalan-jalan keliling Solo lagi sebelum sorenya ke Stasiun Solo Balapan untuk menuju Surabaya.

Sampai di Surabaya jam 8 malam, dan dijemput teman lamaku. Sudah hampir 3 tahun lebih kami ga ketemu. Dari SD kami selalu main berama. Karena dia, aku belajar Bahasa Inggris sampai bisa jadi guru. Setiap kali pulang kursus selalu mampir ke rumahnya untuk main dulu. Kalau hari libur bias asuka main atau nginap di rumahnya.
Kali in, aku "dipaksa" menginap di rumahnya dan selama 2 hari di Surabaya dilayani dengan sangat baik banget. Dijemput di stasiun, diajak makan, jalan-jalan keliling Surabaya. Best Hospitality ever.
Suaminya sampai bilang kalau aku tamu special karena biasa temanku ini paling tidak mau nganter jemput bahkan suaminya sendiri aja disuruh jalan sendiri. Tapi khusus kedatanganku, temanku ini sampai pasang aplikasi GPS suapaya bisa mengajak kami jalan-jalan.

Hari 7: 21 Agustus - Surabaya
Pagi-pagi, setelah mengantar anak-anaknya sekolah, kami berangkat ke Bu Rudy (icon Surabaya).. segala makanan Surabaya ada di sini. lengkap dan enak-enak semua. Kalau tidak menahan diri dan ingat bahwa perjalanan masih panjang dan tidak mau membawa barang banyak-banyak, bisa belanja ga karu-karuan. Setelah Sarapan, kami pergi ke House of Sampoerna dan ikut bus tur wisata Surabaya. Aku suka tempat ini karena bau tembakau dan cengkeh, melihat karyawan yang membungkus rokok dengan cekatan. Setelah itu diajak makan masakan Madura. Kemudian jemput anak-anaknya dari sekolah dan kebetulan sekolahan tepat di sebelah gereja yang heboh kena bom. Pas di sekolah sedang ada bazaar jadi sambil menunggu, kami jajan dulu.
Kalau siang, Surabaya itu super duper panas pakai banget, dan hebatnya kami diajak ke Kenjeran, darah pantai yang puanas. Tapi disini ada patung Budha dan Dewi Kwan Im yang terkenal. Setelah puas foto-foto. kami duduk saja di pondokan pinggir pantai sambil minum es kelapa dan makan  Lontong Kupang (Ini amis dan ga sanggup aku makan karena geli liatnya).
Malam hari nya, kami diajak ke Food Fest (makan bebek, tahu telor, kupat tahu, tahu petis) terus jalan-jalan keliling karena ada acara di sekitar Food Fest.
Kata temanku, aku cukup beruntung karena pas aku datang lagi ada banyak acara yang biasanya jarang-jarang ada. Puji Tuhan, liburanku menyenangkan.

Day 8: 22 Agustus - Surabaya ke Bali.
Pagi setelah mengantar anaknya kursus, kami langsung meluncur mencari makanan. Tapi juga sudah disediakan snack (kayaknya temanku ke pasar dulu). Karena libur Idul Adha, jadi jalanan sepi dan banyak yang tutup. Kami diajak ke restoran temannya yang semua makanan ada dan bukanya pagi2. Makanan yang dipesan banyak. Tahu ini, Rawon, Pecel, Cingur, Risol, dan entah makanan yang aku ga tau namanya. Pokoknya semua disuruh coba.
Setelah makan, kami ke toko souvenir buat beli oleh-oleh. Lalu, diajak keliling melihat bagian kota Surabaya yang belum kami lewati kemarin. OMG, temanku ini emang luar biasa. Pokoknya 2 hari di Surabaya, aku tahu hampir semua tempat. Setelah itu, diajak makan lagi semur lidah dan pecel dan minum jamu (yaks.. aku ga suka bau jamu). Ya ampun.. sampai kenyang banget. Baru setelah itu kami diantar ke Bandara.
Sedikit kurang beruntung karena pesawat kami delay 1 jam.. jadi kami menunggu agak bosan karena datangnya juga cukup awal karena takut macet. Jadilah aku dan manusia Singapore makan snack yang dikasih temenku pagi2. Lumpia (ga sanggup aku makan karena baunya yang bikin pusing), risol dan kroket.

Sampai di Bali pas pukul 6 sore.. dari Hotel ada bus ke Pantai Kuta tapi ga keburu melihat sunset.
Kali ini karena lapar, jadilah kami makan apa saja yang ketemu dan alhasil kurang puas. Lalu jalan ke hotel dan tanpa sengaja ketemu warung yang ramai banget (ngak tahu kalau warung Babi Guling Bu Dayu itu terkenal banget) jadi beli 1 bungkus untuk dibawa ke hotel. Sampai hotel baru menyesal cuma beli 1 bungkus karena enaknya pakai banget.
Sebelum masuk hotel, masih juga mampir di depan hotel ada Street Food. beli martabak kekinian. hahahahahah...Totalitas ga mau rugi.

Day 9: 23 Agustus - Ubud
Hotel kali ini cukup unik. Secara keseluruhan sih lumayan. Makanan sarapannya ok tapi kamarnya ga ada jendela sama sekali. Lantai juga harus dipel sendiri lagi karena lengket banget. Perjalanan dimulai jam 9 pagi setelah srapan puas di hotel. Mobil sudah siap mengajak jalan-jalan dan Mas Driver juga ramah banget. Yang luar biasa adalah pagi sebelum sarapan sempat terasa gempa dan seharian cuaca juga terang benderang padahal eberapa hari sebelumnya hujan terus menerus. Mas Driver saja bilang bahwa perjalanan kami cukup beruntung karena tamu sebelumnya tidak bisa kemana-mana karena hujan terus-menerus. Kali ini memulai perjalanan ke Pasar Sukowati (belanja baju dan anting-selalu suka beli anting padahal jarang pakai juga), Tampak Siring, makan bebek Joni di pinggir sawah, Monkey Forest, Makan babi guling di ibu Oka si MAs Driver sampai bingung karena kebanyakan babi guling di Bali), Sunset di Sanur, Makan Sate Babi bawah Pohon (kali ini ajak Mas Driver dan makannya lahap). Semua makanan di Bali kebanyakan pedas. Lalu pulang ke hotel dan makan ice cream. Plus sempat bungkus satenya juga untuk makan di hotel. Selalu membawa makanan ke hotel karena serangan lapar malam-malam. hahahhaha

Day 10: 24 Agustus - Denpasar
Setelah sarapan, perjalanan kembali dimulai dengan belanja souvenir, Beli baju untuk dibuatkan batik langsung sama pengrajin (Batik Bali - belajar gambar dari ibu pengrajinnya..dan lilinnya super panas). Belanja oleh-oleh Bali yang lumayan banyak karena si orang Singapore mau bawa pulang. Mulai dari baju, topi, segala jenis dan rasa kacang - kalau yang ini sih karena kita juga doyan, body butter, pie susu, .. semua juga dibeli). Lalu makan siang di warung pak Malen yang terkenal. Ke Pantai Nusa Dua, GWK, Pantai Pandawa, Pantai Dreamland, Pantai apa lagi... lupa.. pokoknya acaranya pantai semua. Sampai akhirnya Sunset dan makan malam di Jimbaran. Baru dianterin Mas Driver ke Bandara dan kembali ke Jakarta.

Tanggal 25 - Jakarta.
Tidur sampai siang, makan siang, belanja buat kepeluan sebelum pulang Singapore, Gym (karena banyak makan jadi harus olahraga). dan liburan pun berakhir

Minggu sudah kembali seperti semula.
Hari pertama langsung ditugaskan sharing ke anak-anak Teens.

Selama liburan, perut tidak pernah dalam kondisi kosong.. kenyang selalu, bahkan seringnya kekenyangan sampai ga pengen makan lagi. Lapar cuma pas baru sampai aja. Baru sampai Solo, baru sampai Surabaya, baru sampai Bali.

I love my holiday. Surely akan balik ke Solo dan Bali lagi




Senin, 03 September 2018

September 2018

Agustus berlalu begitu saja tanpa menulis.
Terlalu sibuk dan lelah. Too much yang terjadi di Agustus.

Mari kilas balik sedikit di Agustus.
Awal bulan masih berjalan normal bahkan cenderung excited karena akan segera liburan.
Lalu datanglah masa pengerjaan budget.
Dan dimulai-lah kesebelan saya dibangkitkan dan ujian pun dimulai.
Tahun lalu mengerjakan budget masih baik-baik saja dan menyenangkan meski ribet tapi puas ketika berhasil mengerjakannya dan proses pengerjaan pun tidak lebih dari 2 minggu karena ada yang jadi bagianku dan ada yang jadi bagian atasanku.

Tapi Tahun ini, rasanya berbeda sekali. Atasan baru yang benar-benar rumit.
Ujianku dimulai saat aku menyampaikan hasil meeting budget (katanya meeting tapi isinya minim pengetahuan dan informasi..Aku ga suka meeting ini, buang waktuku saja), dan si bapak keras kepala dan selalu menggunakan maunya sendiri. Ok. Aku belajar sabar dan ikutin saja, sampai pada titik mengganti budget sampai 10 kali dan tidak ada kejelasan dan plan yang firm. Kesal pun mulai muncul karena punya atasan yang tidak bisa mempertahankan idenya sendiri dan setiap kali ada masukan dari orang lain langsung iya diterima tanpa disaring dan menyusahkan orang lain yang mengganti isi yang sudah dikerjakan sebelumnya.

Belum pernah aku mau pergi liburan setidak tenang ini karena kerjaan yang belum selesai dan ga yakin si bapak bisa menjelaskan karena kerjanya cuma bisa meminta ini dan itu saja tanpa benar-benar mengerti apa yang dia minta.
Sebelum liburan, aku berusaha semua sudah dijelaskan dengan baik dan iya mengerti bahkan sudah dikasih contekan kalau ditanya dan sudah diajarkan juga kepada sekretarisnya, tapi tetap saja tidak berakhir.
OMG.. aku mulai tidak sabar menghadapinya.
Dari sebelum liburan sampai pulang liburan pun masih berkutik di budget yang sangat menyebalkan sekali. Sampai benar-benar memuncak kesabaranku mengurusi budget.
Seumur-umur tidak pernah aku membayangkan harus menghapalkan ayat tentang taat kepada atasan supaya aku bisa mengurangi rasa kesal/marah. Buang energi dan bikin dosa paling ga mutu yang pernah dilakukan olehku.

Baru 3 bulan dengan atasan baru sudah berkali-kali muncul pikiran untuk resign  karena tidak tahan.
Ujianku kali ini benar-benar di ambang batasku.
Kalau bukan karena dalam kelas pemuridan, mungkin aku sudah hancur dan kalah.
Aku bertanya berkali-kali, berdoa terus-menerus untuk ujianku.
Aku paling tidak tahan dengan orang yang ga pintar dan ga mau diajar dan Tuhan perhadapkan aku terus-menerus dengan orang-orang seperti ini. Aku ga boleh "kabur" lagi, kalau aku mau lulus dan naik kelas. Dari bawahan, rekan kerja sampai atasan... dikelilingi sama "jenis" manusia yang begini.
Menulis ini aja membuat aku merinding membayangkan diriku dalam lingkungan yang begitu menguji iman.
Tapi mentorku selalu bilang kalau sudah jadi leader, challenge-nya pasti lebih besar lagi. Kalau sedang dipersiapkan Tuhan untuk naik level, pasti ujiannya akan makin sulit. Kalau mau melahirkan keajaiban besar, hamilnya pasti berat. Kalimat-kalimat ini yang membuatku terus bertahan. Entah berapa kali aku menangisi kondisiku ini. Lelah dan rasanya udah ga sanggup, tetapi bersyukur punya orang-orang terbaik yang Tuhan taruh di hidupku untuk menguatkanku.

Ujian pun ga berhenti sampai di pekerjaan saja.
Di keluargaku juga.. banyak hal yang harus disesuaikan lagi.
Aku harus belajar mengerti dan bukan minta dimengerti dengan segala yang aku alami.
Di pelayanan.. semakin besar tuntutannya dan yang terjadi bikin aku semakin frustasi. Rasanya beban yang kubawa berat banget dan sudah campur aduk dengan pekerjaan dan urusan rumah sampai yang ada, aku terus menerus marah dengan orang-orang yang aku harapkan sudah bisa bekerja lebih baik, tapi nyatanya sama "bodohnya". Sampai aku rasanya mau mundur saja. Semakin aku ada didalam, semakin banyak aku menyakiti orang-orang. Kesabaranku rasanya ga cukup, terus-menerus di-strech sampai aku kesakitan sendiri. Semakin aku kesal/marah, semakin aku sedih.
Aku butuh menarik diriku sesaat untuk melihat apa yang Tuhan mau dalam hidupku saat ini dan berhenti saat dengan "kesibukan dan kemampuan dan pemikiranku sendiri".