Jumat, 03 Juni 2016

Meleleh seperti Lilin

Pertengahan bulan Mei reuni dengan teman SMA.
Setelah 14 tahun tidak bertemu dan hanya ngobrol lewat WA, akhirnya sepakat untuk bertemu.
Meski terpisah menjadi kloter Medan dan Jakarta, tetap saja heboh.
Hampir sebagian sudah menikah dan punya anak tetapi tetap saja kelakuan tidak berubah, pecicilan, rusuh dan jadi semakin mesum.

Yang paling tidak terduga adalah bertemu dengan TTM (teman tapi mesra) semasa sekolah, padahal selama di WA grup, dia tidak pernah muncul. Aku tidak menyangka kalau dia akan hadir di acara ini.
Masih saja bikin hati deg2-an seperti anak ABG, seperti ketika SMA. Bagiku dia masih terlihat seperti dulu.. Ganteng tetapi lucu. Terakhir aku dengar kabarnya ketika dia menikah di tahun yang sama denganku dan tinggal di Australia. Tapi tidak aku sangka, sekarang dia sudah jadi duda dan punya satu anak perempuan yang sangat manis, mirip dengannya.
Sepanjang acara, sepertinya obrolan berdua antara aku dan dia paling banyak, bukan obrolan tapi lebih banyak intrograsi darinya.
Sesekali ngobrol bersama teman-teman yang lain, menanyakan kehidupan mereka.
Ada yang bekerja di luar negeri, buka usaha sendiri, ibu rumah tangga penuh, ibu bekerja, suami rumah tangga :). Bahkan ada beberapa yang menikah, pacaran dari SMA dan akhirnya menikah. Banyak cerita selama 14 tahun. Tapi sebagian besar diisi dengan becandaan mesum, saling bully kisah sewaktu SMA. Dasarnya rasa kangen dengan sahabat yang sekian tahun tidak bertemu dan seperti biasa..satu kampung jadi lah bahasa Medan semua. Ahahhahahhah....

Bertemu selama 4 jam serasa kurang, sampai akhirnya pertemuan satu demi satu berpisah, dan kami tertinggal berdua saja. Ingin menolak ajakan makan malam bersama, tapi aku tak mau bohong dengan pura-pura ada acara, jadi akhirnya aku terima ajakannya. Lalu diantar pulang karena sudah malam dan tidak tega melihatku pulang sendiri.
Sepanjang jalan, banyak sekali pertanyaannya yang tidak bisa aku jawab, karena aku tidak ingin dia kasihan padaku. Tapi aku tahu, meski aku tidak memberitahunya sendiri, dia pasti bisa menebaknya.

Hal yang paling tidak bisa ku tahan adalah rayuan gombalnya.
Aku paling tidak bisa mendengar dia bernyanyi.. sepertinya sepenuh hati. Dari dulu selalu tidak berhasil melewati ujian rayuan gombal lewat nyanyian. Meskipun suara ga bagus-bagus amat tapi kalau nyanyinya dalam banget sambil liat ke mata....Rasanya aku meleleh seperti lilin yang terbakar api rayuan gombalnya.
Untungnya sudah malam dan di dalam mobil gelap, jadi wajahku yang merah karena malu tidak terlihat.

Sampai Kau Jadi Milikku - Judika

Kau tau sejak pertama bertemu
Terbayang senyum indah di matamu
Kau berikan tatapan cinta untukku 
Jatuh cinta, ku jatuh cinta
Rindu terasa mengancam dadaku 
Saat kau selalu hadir di mimpiku 
Hati jiwaku selalu memanggilmu kasihku
Ku cinta kau, ku cinta kau 
Hanya kamu di hatiku 
Takkan pernah kan terganti
Sampai kau jadi milikku
Sampai kau jadi milikku 
Kaulah cinta sejatiku
Rindu terasa mengancam dadaku 
Saat kau selalu hadir di mimpiku
Hati jiwaku selalu memanggilmu...Oh kasihku
Ku cinta kau, ku cinta kau 
Hanya kamu di hatiku 
Takkan pernah kan terganti
Sampai kau jadi milikku
Sampai kau jadi milikku
Kaulah cinta sejatiku
Hal itu mungkin takkan mudah 
Tapi ku takkan menyerah
Karena jiwa ini, raga ini memanggil namamu
Kau tau sejak pertama bertemu....Ku jatuh cinta
Sampai kau jadi milikku....Kaulah cinta sejatiku
Sampai kau jadi milikku.....Kaulah cinta sejatiku

Dasar cowo memang tukang gombal ya..
Sekarang ini, sering sekali dia mencariku.. aku tau tujuannya mendekatiku.
Saat ini sebisa mungkin aku mencari alasan untuk menghindar.
Aku belum siap untuk lebih dari sekedar berteman.
Aku dan dia bukan ABG seperti dulu lagi.
Aku juga tahu kalau hatiku juga belum sepenuhnya siap menerima orang lain lagi.