Rabu, 21 Juli 2010

Dedicated to my mrs. supervisor

Ini special aku tulis untuk supervisorku, Mrs. Henny E. Wirawan
(ingin menulis gelarnya dengan lengkap tapi aku tahu gelar di blakangnya akan terus bertambah)

Aku tahu saat ini mungkin tak ada yang membacanya tapi ini adalah isi hatiku untuk "ibu-ku". Aku tak ingin sampai lupa karena memoriku tak baik, jadi aku tuliskan supaya aku bisa terus mengingatnya. (mungkin sebenarnya tak akan aku lupakan)

Sebagai DOSEN, ia dosen yang luar biasa. Tak perlu galak atau sok berwibawa, aku menhormatinya dengan sikapnya yang sangat bersahabat dengan mahasiswa. Aku menghargainya karena kecerdasannya. Aku salut padahanya karena ia tidak pernah pelit membagi semua yang ia tahu.

Sebagai DEKAN, ia dekan yang luar biasa. Tak pernah aku melihat dekan seperti dirinya. Ia begitu care dengan semua mahasiswanya. Ia selalu berusaha menolong setiap mahasiswanya. Dengan semua pekerjaannya, aku tahu ia sangat lelah, tapi selalu saja ia usahakan yang terbaik buat mahasiswanya. Meski harus melawan sistem, ia akan berusaha memberikan yang terbaik.

Sebagai SUPERVISOR, ia supervisor yang luar biasa. Ia selalu memberikan yang terbaik buat mahasiwa bimbingannya. Ia selalu berusaha memotivasi mahasiwa bimbingannya supaya terus berjuang dan tidak menyerah dan memberikan yang terbaik. (pengalaman pribadiku yang membuat aku terharu adalah aku diajak untuk ikut pelatihan gratis yang seharusnya bayar walaupun hanya satu sesi. Pelatihan yang sanagt emmberikan pencerahan buatku. Thank u, ibu.)

Sebagai WANITA, ia wanita yang luar biasa. Ia punya kepribadian yang baik, perhatian dan peduli dengan yang lain. Ia cinta Tuhannya. Ia megasihi dengan tulus setiap hal yang ia sayangi dan memberikan yang terbaik yang bisa ia lakukan.

Thank u, Lord untuk ibu Henny yang boleh aku ada di hidupku. Wanita yang bisa jadi teladan dalam hidup.
Thank u, ibu Henny. Love u so much.

Hasil observasiku terhadap mental bangsaku

Keren kan judul yang dibuat... :p
Aku memang sangat suka memperhatikan sekitarku apalagi ketika aku sedang tidak mengerjakan apapun. Rasanya aneh saja kalau hanya diam tanpa melakukan apa-apa. (Sepertinya aku tahu kalau aku punya kecenderungan hiperaktif). Rasanya tidak betah kalau tidak melakukan apapun. Hasilnya, aku dapat beberapa hal yang mungkin sepele tapi kalau digabungkan semua, maka akan dapata data yang cukup ok.
Bukankan semua hasil penemuan dan penelitian dimulai karena keingintahuan??

So ini dia hasilnya:
PERTAMA: Perjalanan di dalam bus selama +/- 30 menit
1. Orang bisa seenaknya meludah
2. Orang yang muntah di plastik tapi ditinggalkan ketika turun dari bus (Iuh.. jijik banget sebenarnya waktu liatnya)
3. Merokok sembarangan padahal sudah ada larangan dari pemerintah, dan dilakukan tanpa peduli orang sekitarnya, entah itu anak kecil atau nenek-nenek yang duduk di dekatnya dan pelakunya juga mulai dari anak sekolahan sampai kakek-kakek.
4. Pengamen dan pemain atraksi makan silet yang meminta dengan ngancem penumpang (kata-katanya sih minta tolong awalnya tapi diakhiri dengan ancaman ngak langsung, pengen aku tulisin isi kata-katanya tapi ngak enak hati.. aku yakin yang sering naik bus pasti tau apa yang dikatakan)
5. Penumpang yang minta berhenti seenak jidat dan ditanggapi supir dengan menepi dengan drastis tanpa peduli pengguna jalan lain yang ada di belakang atau disampingnya. hajar semua. rem dadakan, gas sekencang mungkin, memaki pengguna jalan lain yang protes, ya begitulah..

KEDUA : 5 jam mati listrik di rumah jadinya bingung ngapa-ngapain berakhir dengan berdiri di depan jendela sambil memperhatikan orang dan kendaraan yang lalu lalang
1. Orang yang makan di warung buang sampah sembarangan padahal di dekatnya ada tempat sampah.
2. Karena rumahku di pojok dan perempatan jalan, jadi sering melihat kemacetan karena semua kendaraan saling bersaing berbelok ke arah yang dituju tanpa peduli kendaraan dari arah lain. Mulai dari sepeda, becak, bajaj, bemo, motor, mobil, truk semuanya datang dan berseliweran tanpa ada yang mau mengalah sampai asap mengepul karena saling meng-gas kendaraan. POLUSI (udara dan suara) tingkat tinggi.
3. Anak-anak sekolah yag berjalan, lari, saling dorong, main, tanpa peduli kendaraan yang lewat. OMG, ngak peduli nyawa ya???
4. Banyak karyawan yang madol dan malah duduk-duduk di warung dan kongkow.. mungkin karena gelap dan alat kerja juga tidak berfungsi, plus panas dan pengap kalau di dalam ruangan terus.. malas juga mungkin...(PLN>>> sebagian ini salahmu... hehehehe)
5. Banyak yang ngomel-ngomel karena listrik padam dan arahnya ya... salahin pemerintah, apalagi setelah tarif listrik listrik naik dan merembet ke hal-hal lain yang semuanya adalah salah pemerintah (Jadilah semua yang buruk dari pemerintah menjadi topik pembicaraan tanpa melihat hal baiknya lagi) Kepala sudah panas jadi bawaannya hanya salahin saja yang buruk-buruk

KETIGA: Menunggu jemputan di halte pinggir jalan +/- 20 menit
1. Sampah yang super banyak kalau dikumpulkan.
2. Asap yang tebal. Rasanya paru-paruku meronta-ronta minta ampun (lebay dikit lah).
3. Mas-mas yang jualan iseng menggoda ("neng.. neng.. mau kemana? cakep-cakep ngak takut panas..")(ngak ada kerjaan ya!!! nang-neng-nang-neng, tapi aku cuekin aja nanti GR kalau ditanggapin)
4. Diliatin orang dari atas mpe bawah padahal pakaianku normal, cuma polo shirt plus jeans dan sandal, ngak ada yang menonjol selain lemak di perut. hahahahaha...)
5. Anak-anak jalanan yang dandanannya seperti monster punk. anak-anak kecil yang aku rasa ngak lebih dari 7 tahun meminta-minta ditengah jalan ketika lampu merah.

Baru sedikit yang kulihat tapi aku rasa semua bisa bikin kesimpulan sendiri dengan persepsi dan kapasitas kalian. Kalau semakin banyak yang dilihat, maka akan semakin sedih.

Kesimpulanku: Mental bangsaku sangat mengenaskan. Entah dimana empati atau at least simpati mereka. Entah dimana kepedulian mereka. Entah siapa yang harus disalahkan atas semua ini. Semua seperti lingkaran setan yang saling terkait dan kusut. Orangtua, pemerintah, lingkungan sekitar, diri sendiri.. semuanya salah.

Pertanyaanku: kapan ini semua akan berubah???.. Aku tahu sulit untuk diakhiri tapi ayo, mari kita yang masih bisa dan mampu untuk peduli dan bergerak.. berat memang untuk menariknya dan mungkin terkadang lelah dan ingin berhenti tapi jangan menyerah. Mulai dari diri sendiri dan hal-hal kecil saja.