Rabu, 23 November 2016

I'm Free

I am free.
Ini mungkin ungkapan yang paling pas untuk menggambarkan hidupku saat ini.
Aku bersyukur karena "dipaksa" untuk ikut kelas intensif.
Aku bersyukur berani mengambil langkah iman untuk berjalan tanpa ragu dan akhirnya aku lulus.

Mungkin awalnya tujuanku kelas intensif adalah untuk bisa membuka kelas baru dan membantu orang lain yang mau belajar, namun akhirnya aku tahu aku lah yang paling terbantu dengan mengikuti kelas ini.

Rasanya begitu lega. Ga ada lagi rasa takut dan beban. Begitu ringan menjalani hidup. Benar-benar bebas. It's new life. It's Freedom.
Ga ada lagi perasaan terintimidasi oleh pikiran dan perasaanku sendiri.
Aku berdamai dengan diriku sendiri dan sekarang roh, jiwa dan tubuhku utuh. Sinkron semuanya.
Tidak ada lagi keinginan diri yang bertentangan. Semuanya sejalan.

Ketika Roh Tuhan yang memimpin jiwa, maka pikiran, perasaan, keinginan semuanya sesuai dengan yang Tuhan mau. Tubuh hanyalah wadah dan selalu menurut.
Tidak ada lagi desakan, nafsu atau keinginan yang membuat hati dan pikiran bertentangan yang seringkali membuatku merasa bersalah dan berdosa.

Ini ga berarti aku udah seperti biarawati yang sudah ga punya keinginan duniawi lagi. Aku tetap Ria yang punya keinginan dan ambisi. Namun, semuanya sudah berbeda. Tujuan dari keinginan dan ambisiku bukan untuk diriku lagi. Aku adalah manusia baru.

Aku belajar memaafkan orang lain dengan benar dan terutama aku belajar memaafkan diriku.
Akulah yang merusak diriku sendiri karena membiarkan semuanya terjadi dalam hidupku dan menyimpannya di dalam hati sampai aku kepahitan dan membuat persepsi yang salah.

Aku membenci pria karena pernah mengalami pelecehan.
Aku membiarkan diriku tidak percaya kepada orang lain karena aku pernah tidak dipercaya dan diremehkan.
Aku mengintimidasi orang lain karena kau tidak mau direndahkan.
Aku menjadi sangat dominan karena aku tidak ingin dikecilkan.
Semuanya aku dan aku. Betapa rusak hidupku yang aku pikir baik.
Aku bersyukur karena Tuhan masih mengasihiku dan tidak membiarkan aku terus berkubang dalam cara hidupku yang hancur.

Now I can say, "I am free. I am HIS ".