Selasa, 11 Desember 2018

Part I


Semua berawal dari perhatian sederhana yang tidak pernah aku gubris dan selalu aku sepelekan. Tapi perhatian sederhana itu yang membuat aku jatuh cinta.
"Kamu lagi apa?"
"Kamu sudah makan, belum?"
Dan selalu kujawab dengan ketus, "Ya kerja lah, masa main-main di kantor. Sudah jangan ganggu aku. Aku mau kerja lagi. Kalau lapar aku pasti makan kok".
Kalimat yang sama setiap hari tanpa bosan dan tidak ada inisiatif untuk mengubahnya meski selalu diomelin dan dikasih tahu untuk tanya yang lain. Dari yang awalnya kujawab dengan ketus, lama-lama kujawab dengan nada yang lebih lembut sambil tersenyum dengan jawaban yang sama.
Dan lama-kelamaan, perhatian itu selalu aku tunggu. Sehari saja aku tidak mendengar bunyi teleponku, yang dengan sengaja aku beri nada dering yang berbeda, aku mulai merasa kuatir. Aku menjadi uring-uringan. Aku merindukan suara di ujung telepon sana yang selalu sabar meski aku marah-marah. Suara yang dengan ajaib bisa membuatku tenang.
Aku yang terbiasa tegas dan tidak basa basi merindukan kalimat yang terkesan basa-basi itu. Lingkungan kerja yang cepat membuatku tidak suka dengan hal yang bertele-tele, tapi sekarang aku suka kalau dia bercerita panjang yang tidak ada urusannya denganku.
Dia yang sederhana bisa membuatku seperti bukan diriku yang selalu dikenal jutek. Mungkin karena aku menangkap kalau dia tidak ada niat berbasa-basi tapi memang begitulah cara perhatiannya.
Tiba-tiba terbersit dalam pikiranku, apakah aku sanggup menghabiskan sisa hidupku dengan pria ini setiap harinya? Entahlah.. rasa kuatir itu muncul karena aku selalu berpikir kalau aku orang yang takut berkomitmen. Aku ragu kalau aku sanggup menyesuaikan diriku jika sudah serumah dan melihat kelakuannya yang seperti itu. SETIAP HARI. Bukan sejam atau dua jam. SEUMUR HIDUP. Bukan sehari atau ketika Sabtu dan Minggu saja. Aku ragu pada diriku sendiri. Entahkah aku sanggup membayangkan ada orang lain yang akan berada di sampingku saat aku bangun, orang yang akan selalu ada di rumahku dan tidak boleh aku acuhkan. Aku takut, tapi aku juga tidak rela melepaskannya.
Dan kemudian aku tersadar.. apa yang sedang aku lakukan? Aku berpikir terlalu jauh. Dia bahkan tidak melamarku. Dia hanya senang berbicara denganku, sama seperti yang lainnya pun begitu.
Ya selalu begitu. "Berapa banyak lelaki yang sudah lalu lalang dalam hidupmu tapi tidak ada yang benar-benar berlabuh karena kamu hanya jadi persinggahan yang menyenangkan, tapi bukan tempat untuk menetap". Itu yang selalu dikatakan oleh hati kecilku. Aku saja yang terlalu percaya diri kalau dia akan melamarku, hanya karena teman-teman yang terus meyakinkanku.
"Bener, Ri. Suwer deh. Aku ditanyain soal your dream wedding berjam-jam dan detail banget. Your Wedding, Ri... Apalagi coba kalau bukan dia mau melamar kamu. Nyebelin banget sama detailnya dia.. sampai masalah warna lampu juga ditanya. Yet, I'm happy karena itu tandanya dia peduli sama apa yang kamu suka", kata Mila berusaha meyakinkanku.
"Iya, Ri. Apalagi sih yang kamu tunggu.. mana ada sih cowo yang mau lakuin hal-hal gila yang suka kamu minta ke dia kalau bukan karena dia sayang sama kamu", timpal Wildy.
"Iya.. tapi tetap saja, dia tidak bilang ke aku", bela ku.
"Kalau dia bilang, memang kamu akan jawab iya?" Tanya Yuli dengan polos.
Aku terdiam. Kembali pikiran tentang menghabiskan hidup bersama dia terlintas. Aku menghela nafas dalam- dalam.

Rabu, 05 Desember 2018

Desember 2018

Sudah di penghujung tahun, Desember 2018.
Lama tidak menulis dan sekarang mendadak punya waktu dan ingin menulis.

3 bulan terakhir ini sibuk mempersiapkan natal. 
Di awal-awal masih bersemanagat membuat skrip drama, lalu pilih pemain
Namun, ketika memasuki masa latihan, aku mulai frustasi. Semua orang selalu punya alasan untuk tidak bisa latihan. Komitmen pun mulai turun, bahkan panitia utama juga selalu ada alasan untuk tidak menyelesaikan tugas. Berakhir dengan kerja sendiri. Sebenarnya aku lebih suka bekerja sendiri, karena semua hal dibawah kendali saya. Karena event natal ini sangat besar, aku tidak bia mengerjakan sendiri dan stress sendiri.

Stress kerja tambah stress pelayanan membuat aku semakin ga karu-karuan. Setiap hal yang iritate, membuat aku marah dan kesal. Korbannya pasti orang terdekat. Sampai aku curhat dan nangis ke mentorku. Aku sebenarnya paling tidak suka curhat, tapi karena beban sudah terlalu menumpuk dan aku tidak tahan lagi. Tapi yang namanya cowo memang paling ga bisa dijadiin tempat curhat, malah dikasih banyak ceramah. Akhirnya acara KEF yang menjadi tempat aku menemukan jawaban pergumulanku.

Sekarang ini ku lebih ringan menjalani pekerjaanku. Aku tidak mau mengambil pusing lagi semua hal yang memang di luar kendaliku. Aku memilih mengerjakan bagianku dengan maksimal dan perlahan-lahan, satu per satu pekerjaan terselesaikan dengan baik. Meski banyak hal yang di luar harapan, aku tutup mata dan tidak mau memusingkan. Jika memang itu yang Tuhan kehendaki, then be it.

Setiap hal yang menyebalkan, aku tidak mau pedulikan lagi. Jika memang tidak mau diajarkan  dn diberitahu, ya sudah. Aku tidak mau mengurusi. Aku kerjakan bagianku, keputusan dan resiko serta akibatnya adalah bagiannya. Aku belajar bahwa tidak semua hal bisa saya kendalikan dan tidak semua orang ada pada level pemikiran yang sama, maka tidak bisa dipaksakan dan tidak perlu dimasukkan ke hati.


Baru-baru ini, aku baru saja ikut rapat kerja.
Setelah selesai rapat kerja itu, aku mulai terpikir untuk berhenti dari jabatanku dan mulai mengerjakan sesuatu tanpa terikat struktur. Aku tidak leluasa dan merasa tidak maksimal mengerjakan visiku. Ada di dalam satu komunitas membuat kamu "gatal" untuk ikut terlibat dalam hal lain yang sebenarnya bukan bagianmu. Jika aku ada di luar struktur, lebih mudah buatku memberikan kritik dan saran tanpa dianggp ikut campur padahal divisi sendiri juga masih berantakan.

Aku semakin menyadari kalau aku tidak bisa terikat.. selalu ingin bebas.
Semoga ini tidak berlaku di pernikahanku.. amit-amit.




Jumat, 21 September 2018

Liburan Agustus 2018

Lupakan sejenak kesibukan kerja, atasan yang rumit, pelayanan yang makin kompleks, urusan rumah yang bikin lelah... mari bahas liburan.

15 - 25 Agustus 2018.
10 hari yang menyenangkan. Hari pertama liburan bersama teman lama, hari berikutnya seminar, hari berikutnya libur panjang.

Day 1: 15 Agustus - Solo
Pertama sampai di Solo, ternyata panas terik.
Karena tidak sewa mobil, jadi kita pakai taxi menuju hotel.
Perjalanan ke hotel lumayan agak jauh karena sudah tidak di kota Solo. Karena sampainya sudah siang, jadi lapar banget dan pikirannya cuma mau cari makan saja.
Lalu mulailah merayu driver taxi untuk mau mengantar kami keliling Solo.
Ternyata sistem taxi di sana masih belum teratus sehingga taxi bandara ga masalah kalau berlalu lalang di kota. Jadi lah si mas taxi yang jadi tour guide 2 wanita yang awam Solo keliling.
Mulai dari makan makanan khas Solo (Selat Solo), Es Dawet, Mangkunegaraan, Kasunanan, Pasar Gedhe Makan Sate Buntel dan Tengkleng. Sehari ada kali ya makan sampai 5 kali (EXCLUDE makan malam). Mas taxi aja bingung liat 2 cewe makan mulu. Terakhir ke Kampung Batik Laweyan sebelum dibalikin ke Hotel.
Malamnya kami pesan Grab menuju ke mall dan baru menyadari Hotel kedua kami tepat di depan mall. OMG.. udah membayangkan kalau nanti pas nginap di hotel ini akan kelayapan ke mall terus. Hahhahahaha.

Day 2 - 5:  16-19 Agustus - Tawangmangu, Karanganyar.
Sebenarnya jalan-jalan ini dimilai karena ada acara KEF di Tawangmangu. Karena sudah pergi, sekalian aja panjangin karena ada libur di hari kejepit dan orang special dari Singapore datang. JAdi sekalian aja, kami liburan sama-sama.
Jadi hari kedua sampai kelima adalah hari yang sangat menguras energi sekaligus refill spirit yang baru. Seminar ini benar-benar membuka me-refresh semua kelelahan emosional selama ini. Belajar banyak hal dari fakulti dan juga teman-teman murid dari berbagai kota dan negara. Kalau dibandingkan dengan pergumulanku, perjuangan iman mereka lebih dahsyat. Ada yang sampai kehilangan pekerjaan, ada yang uangnya pas-pasan banget, Ada yang samapi sakit juga dibela-belain datang. Benar-benar diberkati dengan setiap sesi yang diberikan. Habis energiku untuk menangis karena pemulihan dan peneguhan yang diberikan. Sesi I: Miracle of Me. Sesi II: The Birth of Miracle. Sesi III: Creativity. Sesi IV: Don't Eat Your Lunch.

Day 5: 19 Agustus - Solo
Setengah hari di Seminar, sisanya dihabiskan di Solo. Pulang dari seminar dijemput sama orang Singapore di daerah Manahan, Solo. So happy dan lanjut jalan-jalan melewati rumah bapak Presiden Jokowi, sunset di Tjolomadoe, makan di nasi liwet Wongso Lemu yang terkenal itu (mahal), jajan di HIK pak Basuki yang jadi langganan pak Jokowi (mahal juga). Lalu pulang ko Hotel yang awalnya pikir masih mau main-main di mall ternyata terkpar dan cuma tiduran aja di hotel sambil memandangi mall dari jendela. hahahhaah. Padahal di seberang hotel ada pasar malam, ada tempat makan yang bagus, tapi sudah terlalu lelah untuk keluar kamar lagi.

Hari 6: 20 Agustus Solo menuju Surabaya
Pagi-pagi langsung packing dan beres2 supaya tidak bolak balik hotel. Perjalanan pertama menuju, Pasar Gedhe untuk sarapan, lalu ke Pasar Klewer belanja Batik.. jalan menuju Kampung Batik Kauman. Terus belanja oleh-oleh di Orion. Makan Bakso yang katanya enak  tapi jauh dan masuk ke gang.. jauh dari jalanan tapi luar biasa sampai ada yang tahu. Drop teman ke Bandara. Sisanya kami jalan-jalan keliling Solo lagi sebelum sorenya ke Stasiun Solo Balapan untuk menuju Surabaya.

Sampai di Surabaya jam 8 malam, dan dijemput teman lamaku. Sudah hampir 3 tahun lebih kami ga ketemu. Dari SD kami selalu main berama. Karena dia, aku belajar Bahasa Inggris sampai bisa jadi guru. Setiap kali pulang kursus selalu mampir ke rumahnya untuk main dulu. Kalau hari libur bias asuka main atau nginap di rumahnya.
Kali in, aku "dipaksa" menginap di rumahnya dan selama 2 hari di Surabaya dilayani dengan sangat baik banget. Dijemput di stasiun, diajak makan, jalan-jalan keliling Surabaya. Best Hospitality ever.
Suaminya sampai bilang kalau aku tamu special karena biasa temanku ini paling tidak mau nganter jemput bahkan suaminya sendiri aja disuruh jalan sendiri. Tapi khusus kedatanganku, temanku ini sampai pasang aplikasi GPS suapaya bisa mengajak kami jalan-jalan.

Hari 7: 21 Agustus - Surabaya
Pagi-pagi, setelah mengantar anak-anaknya sekolah, kami berangkat ke Bu Rudy (icon Surabaya).. segala makanan Surabaya ada di sini. lengkap dan enak-enak semua. Kalau tidak menahan diri dan ingat bahwa perjalanan masih panjang dan tidak mau membawa barang banyak-banyak, bisa belanja ga karu-karuan. Setelah Sarapan, kami pergi ke House of Sampoerna dan ikut bus tur wisata Surabaya. Aku suka tempat ini karena bau tembakau dan cengkeh, melihat karyawan yang membungkus rokok dengan cekatan. Setelah itu diajak makan masakan Madura. Kemudian jemput anak-anaknya dari sekolah dan kebetulan sekolahan tepat di sebelah gereja yang heboh kena bom. Pas di sekolah sedang ada bazaar jadi sambil menunggu, kami jajan dulu.
Kalau siang, Surabaya itu super duper panas pakai banget, dan hebatnya kami diajak ke Kenjeran, darah pantai yang puanas. Tapi disini ada patung Budha dan Dewi Kwan Im yang terkenal. Setelah puas foto-foto. kami duduk saja di pondokan pinggir pantai sambil minum es kelapa dan makan  Lontong Kupang (Ini amis dan ga sanggup aku makan karena geli liatnya).
Malam hari nya, kami diajak ke Food Fest (makan bebek, tahu telor, kupat tahu, tahu petis) terus jalan-jalan keliling karena ada acara di sekitar Food Fest.
Kata temanku, aku cukup beruntung karena pas aku datang lagi ada banyak acara yang biasanya jarang-jarang ada. Puji Tuhan, liburanku menyenangkan.

Day 8: 22 Agustus - Surabaya ke Bali.
Pagi setelah mengantar anaknya kursus, kami langsung meluncur mencari makanan. Tapi juga sudah disediakan snack (kayaknya temanku ke pasar dulu). Karena libur Idul Adha, jadi jalanan sepi dan banyak yang tutup. Kami diajak ke restoran temannya yang semua makanan ada dan bukanya pagi2. Makanan yang dipesan banyak. Tahu ini, Rawon, Pecel, Cingur, Risol, dan entah makanan yang aku ga tau namanya. Pokoknya semua disuruh coba.
Setelah makan, kami ke toko souvenir buat beli oleh-oleh. Lalu, diajak keliling melihat bagian kota Surabaya yang belum kami lewati kemarin. OMG, temanku ini emang luar biasa. Pokoknya 2 hari di Surabaya, aku tahu hampir semua tempat. Setelah itu, diajak makan lagi semur lidah dan pecel dan minum jamu (yaks.. aku ga suka bau jamu). Ya ampun.. sampai kenyang banget. Baru setelah itu kami diantar ke Bandara.
Sedikit kurang beruntung karena pesawat kami delay 1 jam.. jadi kami menunggu agak bosan karena datangnya juga cukup awal karena takut macet. Jadilah aku dan manusia Singapore makan snack yang dikasih temenku pagi2. Lumpia (ga sanggup aku makan karena baunya yang bikin pusing), risol dan kroket.

Sampai di Bali pas pukul 6 sore.. dari Hotel ada bus ke Pantai Kuta tapi ga keburu melihat sunset.
Kali ini karena lapar, jadilah kami makan apa saja yang ketemu dan alhasil kurang puas. Lalu jalan ke hotel dan tanpa sengaja ketemu warung yang ramai banget (ngak tahu kalau warung Babi Guling Bu Dayu itu terkenal banget) jadi beli 1 bungkus untuk dibawa ke hotel. Sampai hotel baru menyesal cuma beli 1 bungkus karena enaknya pakai banget.
Sebelum masuk hotel, masih juga mampir di depan hotel ada Street Food. beli martabak kekinian. hahahahahah...Totalitas ga mau rugi.

Day 9: 23 Agustus - Ubud
Hotel kali ini cukup unik. Secara keseluruhan sih lumayan. Makanan sarapannya ok tapi kamarnya ga ada jendela sama sekali. Lantai juga harus dipel sendiri lagi karena lengket banget. Perjalanan dimulai jam 9 pagi setelah srapan puas di hotel. Mobil sudah siap mengajak jalan-jalan dan Mas Driver juga ramah banget. Yang luar biasa adalah pagi sebelum sarapan sempat terasa gempa dan seharian cuaca juga terang benderang padahal eberapa hari sebelumnya hujan terus menerus. Mas Driver saja bilang bahwa perjalanan kami cukup beruntung karena tamu sebelumnya tidak bisa kemana-mana karena hujan terus-menerus. Kali ini memulai perjalanan ke Pasar Sukowati (belanja baju dan anting-selalu suka beli anting padahal jarang pakai juga), Tampak Siring, makan bebek Joni di pinggir sawah, Monkey Forest, Makan babi guling di ibu Oka si MAs Driver sampai bingung karena kebanyakan babi guling di Bali), Sunset di Sanur, Makan Sate Babi bawah Pohon (kali ini ajak Mas Driver dan makannya lahap). Semua makanan di Bali kebanyakan pedas. Lalu pulang ke hotel dan makan ice cream. Plus sempat bungkus satenya juga untuk makan di hotel. Selalu membawa makanan ke hotel karena serangan lapar malam-malam. hahahhaha

Day 10: 24 Agustus - Denpasar
Setelah sarapan, perjalanan kembali dimulai dengan belanja souvenir, Beli baju untuk dibuatkan batik langsung sama pengrajin (Batik Bali - belajar gambar dari ibu pengrajinnya..dan lilinnya super panas). Belanja oleh-oleh Bali yang lumayan banyak karena si orang Singapore mau bawa pulang. Mulai dari baju, topi, segala jenis dan rasa kacang - kalau yang ini sih karena kita juga doyan, body butter, pie susu, .. semua juga dibeli). Lalu makan siang di warung pak Malen yang terkenal. Ke Pantai Nusa Dua, GWK, Pantai Pandawa, Pantai Dreamland, Pantai apa lagi... lupa.. pokoknya acaranya pantai semua. Sampai akhirnya Sunset dan makan malam di Jimbaran. Baru dianterin Mas Driver ke Bandara dan kembali ke Jakarta.

Tanggal 25 - Jakarta.
Tidur sampai siang, makan siang, belanja buat kepeluan sebelum pulang Singapore, Gym (karena banyak makan jadi harus olahraga). dan liburan pun berakhir

Minggu sudah kembali seperti semula.
Hari pertama langsung ditugaskan sharing ke anak-anak Teens.

Selama liburan, perut tidak pernah dalam kondisi kosong.. kenyang selalu, bahkan seringnya kekenyangan sampai ga pengen makan lagi. Lapar cuma pas baru sampai aja. Baru sampai Solo, baru sampai Surabaya, baru sampai Bali.

I love my holiday. Surely akan balik ke Solo dan Bali lagi




Senin, 03 September 2018

September 2018

Agustus berlalu begitu saja tanpa menulis.
Terlalu sibuk dan lelah. Too much yang terjadi di Agustus.

Mari kilas balik sedikit di Agustus.
Awal bulan masih berjalan normal bahkan cenderung excited karena akan segera liburan.
Lalu datanglah masa pengerjaan budget.
Dan dimulai-lah kesebelan saya dibangkitkan dan ujian pun dimulai.
Tahun lalu mengerjakan budget masih baik-baik saja dan menyenangkan meski ribet tapi puas ketika berhasil mengerjakannya dan proses pengerjaan pun tidak lebih dari 2 minggu karena ada yang jadi bagianku dan ada yang jadi bagian atasanku.

Tapi Tahun ini, rasanya berbeda sekali. Atasan baru yang benar-benar rumit.
Ujianku dimulai saat aku menyampaikan hasil meeting budget (katanya meeting tapi isinya minim pengetahuan dan informasi..Aku ga suka meeting ini, buang waktuku saja), dan si bapak keras kepala dan selalu menggunakan maunya sendiri. Ok. Aku belajar sabar dan ikutin saja, sampai pada titik mengganti budget sampai 10 kali dan tidak ada kejelasan dan plan yang firm. Kesal pun mulai muncul karena punya atasan yang tidak bisa mempertahankan idenya sendiri dan setiap kali ada masukan dari orang lain langsung iya diterima tanpa disaring dan menyusahkan orang lain yang mengganti isi yang sudah dikerjakan sebelumnya.

Belum pernah aku mau pergi liburan setidak tenang ini karena kerjaan yang belum selesai dan ga yakin si bapak bisa menjelaskan karena kerjanya cuma bisa meminta ini dan itu saja tanpa benar-benar mengerti apa yang dia minta.
Sebelum liburan, aku berusaha semua sudah dijelaskan dengan baik dan iya mengerti bahkan sudah dikasih contekan kalau ditanya dan sudah diajarkan juga kepada sekretarisnya, tapi tetap saja tidak berakhir.
OMG.. aku mulai tidak sabar menghadapinya.
Dari sebelum liburan sampai pulang liburan pun masih berkutik di budget yang sangat menyebalkan sekali. Sampai benar-benar memuncak kesabaranku mengurusi budget.
Seumur-umur tidak pernah aku membayangkan harus menghapalkan ayat tentang taat kepada atasan supaya aku bisa mengurangi rasa kesal/marah. Buang energi dan bikin dosa paling ga mutu yang pernah dilakukan olehku.

Baru 3 bulan dengan atasan baru sudah berkali-kali muncul pikiran untuk resign  karena tidak tahan.
Ujianku kali ini benar-benar di ambang batasku.
Kalau bukan karena dalam kelas pemuridan, mungkin aku sudah hancur dan kalah.
Aku bertanya berkali-kali, berdoa terus-menerus untuk ujianku.
Aku paling tidak tahan dengan orang yang ga pintar dan ga mau diajar dan Tuhan perhadapkan aku terus-menerus dengan orang-orang seperti ini. Aku ga boleh "kabur" lagi, kalau aku mau lulus dan naik kelas. Dari bawahan, rekan kerja sampai atasan... dikelilingi sama "jenis" manusia yang begini.
Menulis ini aja membuat aku merinding membayangkan diriku dalam lingkungan yang begitu menguji iman.
Tapi mentorku selalu bilang kalau sudah jadi leader, challenge-nya pasti lebih besar lagi. Kalau sedang dipersiapkan Tuhan untuk naik level, pasti ujiannya akan makin sulit. Kalau mau melahirkan keajaiban besar, hamilnya pasti berat. Kalimat-kalimat ini yang membuatku terus bertahan. Entah berapa kali aku menangisi kondisiku ini. Lelah dan rasanya udah ga sanggup, tetapi bersyukur punya orang-orang terbaik yang Tuhan taruh di hidupku untuk menguatkanku.

Ujian pun ga berhenti sampai di pekerjaan saja.
Di keluargaku juga.. banyak hal yang harus disesuaikan lagi.
Aku harus belajar mengerti dan bukan minta dimengerti dengan segala yang aku alami.
Di pelayanan.. semakin besar tuntutannya dan yang terjadi bikin aku semakin frustasi. Rasanya beban yang kubawa berat banget dan sudah campur aduk dengan pekerjaan dan urusan rumah sampai yang ada, aku terus menerus marah dengan orang-orang yang aku harapkan sudah bisa bekerja lebih baik, tapi nyatanya sama "bodohnya". Sampai aku rasanya mau mundur saja. Semakin aku ada didalam, semakin banyak aku menyakiti orang-orang. Kesabaranku rasanya ga cukup, terus-menerus di-strech sampai aku kesakitan sendiri. Semakin aku kesal/marah, semakin aku sedih.
Aku butuh menarik diriku sesaat untuk melihat apa yang Tuhan mau dalam hidupku saat ini dan berhenti saat dengan "kesibukan dan kemampuan dan pemikiranku sendiri".



Senin, 18 Juni 2018

Juli 2018

Sudah bulan Juli....
Terlalu sibuk sampai tidak ingat untuk menulis.
Aku suka menulis untuk remind apa saja yang sudah aku lalui dalam hidup aku dan jadi bahan evaluasiku untuk instrospeksi diri.

Ok. April dan Mei adalah periode aku sibuk mempersiapkan Camp untuk anak-anak gereja. Dengan tim yang hanya 8 orang tapi aku bersyukur semua bisa berjalan. Ini benar-benar jadi pengalaman aku berjalan dalam Tuhan. Dengan dana yang tidak masuk akal dan tanpa koordinator KPA yang akan membimbing dan "memproteksi", kami bisa lalui ini semua dan berjalan dengan cukup baik.

Awal pencarian dana.. hanya Tuhan yang tahu pergumulanku. Aku sudah siap kalau sebulan gajiku aku korbankan buat acara ini tapi Tuhan terlalu baik.. di hari pertama cari dana, langsung ada donatur yang langsung mentransfer dana yang diperlukan. Lanjut ke pembicara, sudah sangat bingung karena target acara yang mau dituju cukup challengging dan aku ga mau salah pilih pembicara, dan puji Tuhan, disediakan tepat waktunya meski tampaknya mepet tapi aku tahu Tuhanku luar biasa. Selama masa persiapan yang hampir sebagian besar dikerjakan oleh aku dan partnerku saja. Berdua kami berusaha memberikan yang terbaik supaya panitia lain masih tetap bisa menikmati acara dan tidak terbeban. Aku juga bersyukur untuk setiap fasilitator yang dengan luar biasa mau memberikan diri untuk membantu. Setiap acara ini adalah anugerah karena semua direncanakan hanya dalam waktu 2 bulan. Bersyukur juga dengan sahabat sejatiku dalam pelayanan yang sangat memberikan kekuatan dan dukungan yang luar biasa. Tata is the best. Sambil menyusui pun ia jalani mondar mandir dari hotel ke villa. Aku tahu perjuangannya tidak mudah, tapi sangat luar biasa membantu. Untuk Dian yang dengan segala kelebihan dan kekurangan, juga memberikan yang terbaik. So helpful. Satu moment paling wow adalah aku nyetir sendiri sampai ke villa yang awalnya ku sudah sangat ragu apakah aku bisa. Aku sangat takut kalau harus bawa mobilku yang  unyu2 itu ke luar kota terutama harus menanjak sampai ke puncak. But, at the end of the day, I can't say more than Thank God. Semua karena anugerah Tuhan saja.

Pikirku, after camp Amazing Love ini, maka perjalanan puncaknya sudah selesai. Baru mau nafas untuk prepare liburanku, sudah kembali dipilijh jadi koordinator acara natal tanpa pakai ijin dan tanya dulu padaku. God is too good to me. Aku ga mungkin tolak kepercayaan ini, meski aku tahu akan sangat luar biasa challenge kali ini, tapi God is number one and He will work through me. Pikirkan liburan kemudian aja, fokus mulai tertuju pelayanan natal. Christmas Concert: The greatest Love for Indonesia...... is on the way.

Tapi tetap sambil prepare Natal, aku tetap prepare liburan. Hahahahhaha.
Rasanya ada yang beda aja kalau ga kemana mana. Tapi kali ini dalam negeri aja karena sudah banyak pengeluaran buat beli rumah. Hahahhahahaha.. mau irit tapi tetap selalu aja ada budget buat liburan. Minimal sekali lah dalam setahun kemana gitu selain di Jakarta dan sekitar doang.

Next month will be about Solo and Surabaya and Bali. Sambil belajar sambil juga liburan.. sekalian.



April 2018

Kali ini sedang prepare program dadakan yaitu seminar LDSR (Love Dating Sex Relationship) karena melihat anak jaman now yang semakin mudah terjebak rayuan kenikmatan dunia, dan yang paling sering adalah dosa sex. Dosa sex mulai dari yang paling sederhana: pornografi, masturbasi, sex before marriage and yang mulai berani tampil ke publik, LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender).

Dari Perilaku sex yang normal sampai perilaku sexual yang menyimpang, semua terpampang di depan mata dan media sosial yang semakin mudah terakses lewat internet membuat eksposisinya semakin luas dan marak. Sex yang seharusnya dinikmati saat menikah pun menjadi sesuatu yang tidak menjadi sakral lagi. Tidak ada rasa takut ketika melakukan dan kemudian menyesal ketika merasakan akibat perbuatannya. Hal ini bukan berarti tidak terjadi di kalangan anak-anak gereja. Rajin ke gereja atau bahkan ikut kelas pemuridan tidak melepaskan kita dari jerat untuk melakukan dosa sex. Jika iman tidak cukup kuat pasti akan jatuh. Jika hati nurani diabaikan karena lebih mengejar kepuasan jiwa, maka akan dengan mudah jatuh dalam dosa.

Saat persiapan, panitia yang terlibat tidak jaminan sudah mengerti tentang LDSR, maka selama meeting muncullah pertanyaan:

  1. Pacaran itu boleh ga ya?
  2. Batasan pacaran apa?
  3. LDR (Long Distance Relationship) itu boleh ga ya?
  4. Kalau sudah menikah, memang boleh melakukan apa saja (sex dengan segala macam cara)?
  5. Bagaimana cara supaya hubungan itu bisa awet ya? (You are asking the wrong person yang tidak punya hubungan yang bertahan.. hahhahahha)
  6. Apa sih landasan supaya kita bisa menjalin hubungan dan tetap menjaga kekudusan hidup?
  7. Apa yang membuat seorang single bisa bertahan ketika semua berpasangan?
Luar biasa pertanyaannya.
Hahahahahahhahahahaha.. untung bukan aku yang isi acara, bisa keringat dingin jawabnya.






Selasa, 27 Maret 2018

Maret 2018

Bulan Maret.. Bulan special.

Aku pikir tidak akan mendapat surprise ulangtahun lagi karena tahun ini sudah berbeda. Beberapa teman  yang dekat sudah pindah dan teman-teman baru pun tidak terlalu dekat.

Tapi kali ini suprisenya berbeda..

Surprise pertama dari bu Bos.. dibuatkan bubur merah bubur putih khusus dengan doa supaya cepat menikah. Hahahaahahaha. Amin kemudian dikasih kalung salib yang sudah lama banget aku ingin punya dan sekarang diberi.. padahal aku tidak pernah bilang ingin punya kalung. Lalu seperti biasa, bu bos bilang kalau tahun depan yang akan pakaikan kalung bukan dia lagi tapi seseorang yang special itu. Aku hanya bisa meng-aminkan.

Surprise kedua. Surprise hampir gagal yaitu surprise dari Andrew yang mau diadakan di Podomoro University tapi kebetulan aku tidak ke sana. Sebenarnya dari jauh-jauh hari Andrew sudah sibuk nanyain waktu dan aku ada di mana di jam-jam tertentu. Lalu pindah ke CL pas komsel dan lagi-lagi aku tidak datang, padahal sudah sampai tanya-tanya bu bos apakah saya sudah pulang kerja atau belum. Bu bosku emang asik banget orangnya. Akhirnya hanya dikirim video saja karena aku ada kelas yang harus diselesaikan

Surprise ketiga di hari Sabtu setelah selesai kelas. Kali ini Tata dan Yose yang sengaja bela-belain datang ke kelas padahal masing-masing ada acara. My favorite sisters. Pura-pura ajak aku bermain dengan anak anjing dan tiba-tiba satu ruangan sudah didekor khusus. Benar-benar luar biasa.

Ketika aku pikir sudah selesai, ternyata masih ada lagi. Dari agi aku ngajar di ibadah remaja, Andrew dan Tata sudah mondar-mandir depan ruangan terus nyanyi-nyanyi lagu happy birthday. Lalu setelah itu di gereja. Karena ini ibadah umum bukan ruangan khusus jadi aku kira ya ga akan terjadi apa-apa, tapi ternyata tidak lolos juga..surprise berlanjut dan pengurus sudah siap-siap dengan kue di depan pintu. Benar-benar memalukan dinyanyiin di depan gerja di mall yang ramai.

Aku bersyukur punya teman-teman yang sangat luar biasa. Meski agak norak tapi aku senang banget. Pada dasarnya memang aku senang diberi kejutan. Bukti kamu care sama orang adalah ingat hal-hal kecil dan membuatnya jadi special dengan mengajak orang-orang juga ikut terlibat di dalamnya.

Sebenarnya aku ingin membuat tradisi selalu liburan saat ulangtahun supaya bisa introspeksi diri, punya waktu hanya aku dan Tuhanku.. tapi tahun ini agak berbeda karena waktunya tanggung. 2 hari sebelum ulangtahun sudah keluar kota dan cuti juga sudah habis-sehabisnya jadi tanggung aja di hari Rabu. Tapi tetap saja, I enjoy my birthday.

I also enjoy my holiday di Yogya sambil ke kawinan teman.
Hanya agak ribet karena perginya ramai-ramai dan anak-anak muda semua.. banyak waktu terbuang dan banyak berubah-berubah tujuannya. Aku ngerti karena mereka terlalu lelah karena pakai kereta api. Untungnya kami pesan mobil terpisah. Dari malam aku sampai, aku sih sudah cukup istirahat, jadi pagi-pagi aku sudah siap-siap. Selesai sarapan dan anak-anak datang untuk mandi, aku ajak Stephen dan ko Agus untuk jalan-jalan ke Ratu Boko karena dekat dengan hotel kami. Lalu lewatin Prambanan sebentar. Sampai di hotel kembali sekitar jam 11 baru kami siap-siap untuk ke acara kawinan.

Pulang dari acara kawinan, dimulai deh planning berubah yang awalnya mau ke Gunung Pindul terus berubah menjadi ke pantai. Karena tidak tahu jalan dan ternyata jauh sekali perjalanannya, akhirnya Andrew yang menyetir. Selama perjalanan, hujan kemudian jalanan berkelok-kelok, dingin ditambah lapar, rasanya aku pusing banget. Sampai di pantai sudah sore banget, aku pun tidak bisa benar-benar enjoy. Belum lagi anak-anak pada labil. setengah jalan sudah mau pulang sedangkan kami sudah hampir sampai.

Hari terakhir yang bikin makin geleng-geleng kepala. Karena tidak bisa manage waktu dan tidak benar-benar persiapan, ada yang yang ketinggalan pesawat. Untungnya ada yang tidak jadi pulang sehingga tiket kereta apinya bisa dialihkan. Dari liburan kali ini sih belajar kalau mau jalan harus sama-sama punya minat yang sama dan stick pada plan apalagi kalau ramai-ramai jadi tidak habis waktu buat diskusi mau kemana. dan untungnya lagi sewa mobil terpisah dan bisa nyetir sendiri ditambah kecanggihan maps di HP (ga perlu takut tersesat) jadi bisa jalan-jalan sendiri tanpa harus bergantung sama yang lain.

Aku sudah mulai planning untuk liburan selanjutnya. hahahahha..

Selasa, 20 Februari 2018

Februari 2018

Liburan sudah berakhir tapi rasanya ingin kembali liburan lagi.
Mungkin karena kesibukan yang berbeda saat ini.
Kalau lagi banyak kerjaan, sampai ga sempat memikirkan hal lain. Tapi kalau lagi tidak ada kerjaan, rasanya bosan banget dan bingung mau mengerjakan apa. Yang ada malah memikirkan hal yang tidak penting dan hanya menguras emosi.

Mau memaksakan diri untuk memikirkan tugas di pelayanan pun tidak mood, apalagi kalau mulai mengantuk.
Aku merasa akhir-akhir ini sedang kurang produktif.
I'm wasting my time doing yang ga berguna buat pertumbuhan diri. Bukan ga berguna sepenuhnya, tetapi lebih karena waktu yang dipakai lebih banyak untuk hal yang tidak berdampak langsung di pekerjaan dan pelayanan.

Planning liburan lagi aja kali ya biar semangat.
Tahun ini sepertinya liburan hanya di dalam negeri saja.
First time I'm going to Jogja, sekalian menghadiri pesta kawinan teman.
Lalu ke Bangka kali ya?? Atau Bali ?? Atau Solo??
Banyak yang ingin aku datangi tapi cutinya tidak tersisa banyak dan bos juga sudah berganti jadi agak kesulitan kalau tinggalin pekerjaan juga.

Semakin lama, aku semakin kurang bersemangat bekerja.
Rasanya ingin jadi ibu rumah tangga di rumah saja, tapi kalau di rumah aja, pengennya bekerja.
Serba salah, jenuh dan bosan.
Seandainya kau bisa melakukan apa saja yang aku sukai tanpa memikirkan orang lain...jiwaku selalu ingin bebas dan tidak terikat oleh apapun.

Aku tidak suka aturan dan tradisi yang mengikat tanpa mengerti kenapa harus melakukannya.
Mungkin ini yang membuatku tidak siap menikah dan berkomitmen. Pacaran terus sampai bosan ditanyain. Aku takut terikat. Aku takut tidak bahagia. Aku takut tidak bisa menjadi apa yang aku mau. Tapi aku juga ga mau sendirian. Bisakah punya pasangan yang tidak memaksaku menjadi yang aku tidak mau? Bisakah dia menemaniku menjalani mimpiku? Aku tidak akan menjadi istri yang tidak tahu tugas dan tanggung jawabku seperti yang Tuhan perintahkan karena kau mengasihi Tuhan. Tapi aku tidak bisa menjadi istri yang tradisi katakan. Aku tidak mau menjalani pernikahan yang menurut kata orang.

Aku tidak mau kamu berubah setelah menikah. Aku mau kita menjalani mimpi kita bersama seperti yang kita bicarakan sebelum menikah. Aku mau kita berjalan bersama, bergandengan tangan sehingga kalau ada di antara kita yang jatuh, kita masih berpegangan dan bisa saling menopang.
Lihat masa depan kita sendiri, bukan masa depan yang mereka buat. Aku mau kita hanya melihat di depan kita saja karena di depan ada Tuhan yang menuntun kita. Jika kamu bisa tersenyum dan mengiyakan ini, aku juga akan tersenyum menerima uluran tanganmu. Kita akan berjalan bersama menuju ke arah yang Tuhan mau.

Rabu, 31 Januari 2018

Januari 2018 (Part II)

Lanjutin cerita liburan supaya ga lupa kalau ada kenangan indah dalam hidup aku yang isinya bukan cama bekerja saja. Hahahaha

Day 5: Taipei - Incheon, Korea (Myongdong)
Hari pertama sampai di Korea. Pagi jam 9 di bandara. Lalu naik MRT ke Seoul Station di pusat kota dan naik taxi ke hotel. Sama seperti Jepang, kota ini juga rapi dan bersih. Semua orang dengan inisiatif mengantri rapi. Selama antri, tanganku membeku. Di Seoul jauh lebih dingin dibanding Taipei dan yang paling menyenangkan adalah aku melihat salju di mana-mana. Kota Seoul sebagian besar tertutup salju. Tapi di jalanan salju sudah dibersihkan.
Sampai di hotel, I love the room. Hotel dengan konsep Harry Potter dan modern minimalis. Kamar kami juga menghadap ke jalanan kota. Lampu kamar yang bewarna kuning dan terang, langit-langit yang tinggi, bikin betah banget. Kamar ini lebih mirip semi apartment, ada pantry kecil dan mesin cuci baju jadi baju2 kotor kemarin di Taipei bisa langsung cuci. 
Setelah cukup istirahat, langsung menuju ke pasar paling hype di Seoul yaitu Myondong. Jaraknya hanya 1 station dari hotel kami. Sebenarnya kalau mau jalan kaki juga bisa, tapi karena ga mau menahan dingin, mending naik MRT. Hari ini juga bertetapatan dengan ultah adikku jadi kami merayakan dengan makan malam di café, lalu belanja dan pastinya cobain sebagian besar street food. Biasa.. hari pertama masih kalap. Jalan ketemu apa juga pengen. baru selesai makan terus ketemu makanan lagi dengan konsep restoran yang Korea banget, langsung pengen. Makanan pertama dalah cobain Mie Dingin (Naengmyeon) dan Bulgogi.

Day 6: Namsan Tower, Dongdaemun, Gwangjang
Hari berikutnya adalah jalan-jalan ke Tower tertinggi di Seoul. Pagi-pagi menunggu bus di cuaca super dingin. Berhubung bukan ikut tour jadi mulai menelusuri jalur bus. Beruntung ketemu dengan orang Indonesia yang juga menuju lokasi yang sama. Sambil menunggu bus, mampir dulu di "warung" pinggir jalan untuk beli nasi gulung (Gimbap). Si ibu dengan serunya berbahasa Korea yang tidak saya pahami. Hahahaha
Sepanjang jalan melihat salju, seru banget. Perjalanan sekitar 30 menit dan begitu sampai dan turun dari bus, langsung merasa super dingin karena lokasi yang cukup tinggi. Seperti biasa, foto dengan salju seperti orang norak dan katrok. Hahahahahaha.
Setelah puas dan perut mulai lapar lagi.. cuaca dingin gampang lapar plus suka banget dengan makanan korea, jadi kerjaanya makan melulu. Meluncur ke tujuan berikutnya yaitu Dongdaemun. Sejenis pasar tapi bukan pasar tradisional. Hanya cuci mata saja dan makan siang di sini. Setelah selesai makan, lanjut jalan ke daerah yang aku lupa namanya (kesulitan mengingat dalam bahasa Korea) mampir di management SM Town (kumpulan artis K-pop yang lagi booming - kebetulan bukan fans K-pop jadi ga terlalu excited). jalan-jalan di dalam mall, melihat produk-produk Korea yang unik dan menarik. 
Seperi biasa, karena sudah mulai lapar lagi, maka kami bergerak ke Gwangjang market. Kali ini pasar tradisonal, tidak terlalu jauh dari Dongdaemun tapi sempat bertanya beberapa kali untuk memastikan arah yang kami tuju tidak salah. berjalan cukup panjang sambil ditemani salju yang mulai turun sedikit-sedikit.. akhirnya sampai dan surga makanan. Hahaha.. Sebelum makan, belanja oleh-oleh dulu dan keliling pasar untuk melihat isi pasar. Setelah makan dan plus dibungkus karena hobi makan di hotel, kami putuskan pulang saja karena sudah lelah berkeliling.


Day 7: Gangnam, Namdaemun, Hongdae
Melanjutkan perjalanan.. kali ini menuju ke daerah yang hype banget. Gangnam - pusat anak muda modern. Sempat nyasar beberapa kali untuk menemukan spot yang super terkenal dengan Gangnam Style. Ga jauh beda dengan Orchard Road di Singapore jadi biasa saja. Aku sih tidak terlalu suka jalan-jalan di mall atau tempat belanja. Jadi setelah puas foto-foto, mulai mengincar tempat makan. Tanpa sengaja, menunjuk ke sebuah restoran yang kata adikku super enak dan kalau di Singapore mahal banget, maka meluncur deh ke sana. Ramai, tetapi untungnya langsung pas dapat tempat yang cukup buat kami. Makanan khas korea, nasi goreng campur khas korea, semua makanan dicampur (kalau kata pio sih nasi sampah), apa juga dimasukkan ke dalam lalu dicampur dengan bumbu gochujang khas Korea. Voila, super enak dan porsinya super banyak. puas dan kenyang. 
Setelah puas jalan-jalan di Gangnam, lanjut naik bus menuju ke Namdaemun market. Ini beneran pasar tradisional tapi bersih dan nyaman banget. Pasar yang didesign untuk tempat wisata. Dan seperti biasa, mengincar makanan. Setiap melewati penjual makanan dan ramai, langsung penasaran dan ingin mencoba. Intinya selama jalan-jalan, ga jauh-jauh dari makan. Sebagai penebus rasa bersalah, maka jalan kakinya juga buanyak banget. Di pasar Namdaemun ini terkenal dengan masakan dari Hairtail Fish. Mengantri sekitar 30 menit dan akhirnya makan. Enak pakai banget. Semua restoran di Korea memberikan air minum gratis dan ada beberapa restoran yang menyediakan nasi putih sepuasnya.
Puas makan, saatnya belanja. Masuk ke toko kosmetik (tidak senyaman di Myongdong), Nature Republic di Namdaemun menjual produk lebih murah. Aku belanja beberapa produk. Berat sih bawanya, tapi berhubung baju dinginnya tebal jadi tidak berasa sakit di bahu dan punggung meski barangnya terasa agak berat. Beli oleh-oleh dan buah-buahan supaya pencernaan tetap lancar.
Karena akan pindah hotel, jadi kami tidak berlama-lama di Namdaemun. Balik ke hotel, merapikan barang dan panggil taxi untuk pindah ke apartemen di bagian lain Seoul. Kali ini ke pinggiran kota yang tidak seramai pusat kota.
Jam 6 sore sampai di apartemen, suasana daerah ini sudah cukup sepi. Kami disambut oleh pemilik apartemen yang fasih berbahasa  Inggris yang memberitahu kami cara pakai peralatan di apartemennya dan aturan di daerah sekitar sini.
Karena masih banyak energi, kami lanjutkan acara jalan-jalan malam sekaligus mencari makan malam. Kali ini mengicar BBQ versi Korea. Naik MRT (station cukup dekat dari apartment) menuju daerah tongkrongan anak muda Seoul, Hongdae. Menuju restoran BBQ murah meriah karena daerah mahasiwa, dan beneran aja isinya semua mahasiswa dan super berisik. Untungnya aku ga ngerti apa yang dibicarakan mereka dengan suara super annoying, aku sibuk makan. Hahahahaha..


Day 8: Lotte World
Korea sangat identik dengan Lotte. Hari ini khusus ke wisata bermain. Lotte World ini seperti Dufan. Namanya main ya seru-seru aja. Kalau dipikir-pikir, permainan di Indonesia lebih heboh dibanding di sana. Mungkin karena menjaga keamanan, makanya permainan lebih tidak extrim (atau aku yang sudah terbiasa dengan extrim jadi semua jadi biasa??). Seperti biasa, sesi makan adalah yang paling aku tunggu. Kali ini makanan khas Korea yang dicari adalah Jjampong (spicy seafood) dan Jajangmyeon (mie dengan pasta hitam). Uenak dan suka banget makanan Korea.
Setelah puas bermain, lanjut belanja ke Lotte Mart. I always love Supermarket. Belanja snack Korea, Mie Korea, segala macam yang unik dibeli. Belanja di sini sangat unik, kita tidak diberikan kantongan untuk membawa barang-barang. Kalau mau, kantongan harus beli. Semua belanjaan dikemas didalam kotak (disediakan tempat untuk packaging barang belanjaan dan memilih kardus dan juga disediakan lakban - jadi pack barang kamu sesuka hati). sebagai wisatawan yang belanja cukup banyak dan baru sadar sulitnya bawa barang banyak, baru sadar belakangan. hahahahaha..
Untungnya saya selalu bawa kantongan plastik dan tas belanja jadi aman, lagian pasukan yang jalan kan juga ada. masing-masing bawa tentengan. hahahahaha


Day 9: Geongbokgung, Hanok Village, Insadong
Kali ini wisata tradisional. Jalan ke Istana. Luasnya pakai banget. Setiap ruangan terpisah tapi semua tampak sama buatku jadi ga terlalu seru sampai ketemu ruang utama yang dipagari dan dibatasi danau. Keren. Puas jalan-jalan ke Geongbokgung Palace, saatnya makan. Kali ini adalah Sup ayam ginseng yang super terkanal dan antriannya puanjang. Samgetang. Semakin aku rasakan, makanan Indonesia lebih seru dan variatif dengan bumbu yang lebih berani. Jadi aku mulai merasa biasa saja dan tidak seheboh awal ketika pertama kali makan. Cocok sih, bisa dimakan dibanding makanan Taiwan. Lanjut jalan pakai nyasar dulu menuju Hanok Village. Tampaknya sih dekat tapi ternyata salah arah dan jadinya jauh banget. 
Berputar-putar dan malah mampir di Daiso. As usual I love Supermarket. Semua tampak murah dan belanjanya super banyak. Hahahahahaha. alhasil menyusahkan diri sendiri bawa belanjaan sambil jalan-jalan. Untung tas yang dibawa ga banyak isinya dan selalu bawa kantong belanja cadangan.
Sampai di Hanok Village bersebrangan dengan Insadong Market. Karena penasaran dengan rumah tradisonal Korea, maka kita pun telusuri. Ga worth it karena jalannya menanjak, lelah banget. apalagi dingin plus lapar. Hahahahahahaha
Akhirnya hanya seketemunya saja dan cukup tahu saja. Rumah-rumah tradisional ini masih ada penghuninya jadi kami juga harus tenang dan tidak boleh berisik. Kami juga tidak dapat benar-benar melihat isi rumah seperti apa. Jadi kami putuskan ke Insadong market dan makan malam. Insadong market adalah pasar seni. Hampir sebagaian besar pedagang menjual barang-barang buatan tangan dan hasil karya seni. Mahal karena unik dan khusus. Capek jalan-jalan, kami pun pulang. tidak mau terlalu lelah karena besok akan ikut tour pagi-pagi.


Day 10: Nami Island, Petite French, Myondong
Kali ini kami jalan dengan local Tour. Hampir tertinggal karena tidak survey lokasi seperti ketika di Taiwan dan plus hujan gerimis... untungnya tidak ditinggal.
Perjalanan dengan bus menuju Nami Island. Sekitar 1 jam menuju pinggiran kota Seoul (udah dipinggir dan makin pinggir lagi) lalu dengan kapal feri menyeberang sekitar 3 menit. Nami Island terkenal karena lokasinya identik dengan romantisme. Tempat ini dijadikan tempat syuting Film Korea Winter Sonata yang sempat booming (lagi.. bukan penggemar K-drama jadi tau aja tapi ngak ngerti2 amat juga). Selama di pulau hujan terus turun jadi ga asik jalannya. Becek. Es campur tanah biar ga licin. Ini sih lebih seperti napak tilas. Tiap lokasi jadi icon karena ada adegan film yang berkesan. Jembatan cinta, air terjun mini, jalanan yang kanan-kirinya pohon pinus yang indah (karena musim dingin ya botak dan bersalju saja). Lalu ada batu tempat foto sang artis, patung artisnya, dan yang paling luar biasa adalah lokasi tempat ciuman sang kekasih. ya ampun. Banyak yang foto meniru adegan film. Hahahahahaha.. alay banget. Ga minat. Ga penting juga. Tempat ciuman pertamaku lebih berkesan.. Hahahahaha..
Setelah hujan terus menerus walaupun gerimis saja, makin lama makin deras dan berubah menjadi salju. Ga kuat karena dingin sekali, akhirnya memutuskan untuk masuk ke restoran dan makan. Kali ini makan seperi kesurupan, buanyak banget (menggunakan cuaca dingin sebagai alasan). Lalu kembali foto-foto ikut-ikutan. Karena bosan, balik saja ke feri dan kembali ke cafe sebelum lanjut ke lokasi berikutnya.
Lokasi tour selanjutnya adalah Petite France (Perancis kecil). Biasa banget. Design seperti desa kecil meniru desa Perancis. Banyak rumah-rumah kecil yang di-design berisi asal-usul hal-hal berbau Perancis. Aku juga biasa saja sih di sini. Sepertinya mulai bosan jalan-jalan karena ga terlalu menarik. Aku lebih suka wisata alam.
Setelah itu, kami diantar kembali ke Myongdong. Saatnya berburu makan malam. Kali ini incaranku adalah ayam goreng khas Korea dan ketemu yang super enak dan puas makannya. Semua ceklis makanan yang ingin dimakan done. Puas dan bisa tinggalin Seoul dengan bahagia. 

Day 11: Seoul - Taipei
Kali ini bangun siang dan langsung menuju ke Bandara. Makan siang di Bandara (mencoba Jjampong dan Jajangmyeon untuk terakhir kali) lalu meluncur ke Taipei (singgah doang sebelum kembali ke Singapore). Malam di Taipei betepatan dengan malam natal. Kali ini hotel menyediakan makan sepuasnya. Jadilah malam natal bukan di gereja tapi makan-makan di hotel. As usual, aku ga terlalu suka makanan Taiwan jadi ga makan terlalu banyak juga. Ya walaupun namanya ga banayak, kalau dihitung gabung sih buanyak. Hahahaha..

Day 12: Taipei - Singapore
Setelah sarapan, lanjut penerbangan menuju Singapore. Karena sampai Singapore masih sore, kami lanjut jalan-jalan di daerah sekitar Bandara Changi. Seperti biasa, kerjaannya makan melulu, jadi makan lagi dan lagi. Dekat apartemen tempat tinggalku juga banyak makanan, jadi begitu sampai rumah, kami mampir lagi dan makan

Day 13: Chinatown
Semua kembali seperti hari biasa. Yang lain sibuk kembali bekerja, tinggal aku yang masih liburan. Kapan lagi bisa malas-malasan dan bangun siang? Begitu bangun, cuci baju yang sudah menumpuk, bersihkan rumah yang kelamaan ditinggal. Mengerjakan begitu saja menghabiskan hampir seharian. Malamnya aku baru keluar setelah adikku bubar jam kantor. Kembali menjelajah makanan. Kali ini aku diajak ke Chinatown untuk mencari makanan Michelin Star (penghargaan buat restoran), tapi ternyata hari itu restorannya tutup, jadi lah makan yang lain. jalan-jalan keliling China Town sebentar lalu ke supermarket belanja buah dan pulang.

Day 14: Museum of Singapore
Karena rumah sudah bersih dan cucian pun sudah beres, waktuku lebih banyak. Sekali ini, aku memilih jalan-jalan ke museum. Biasa selalu jalan ke mall. Hampir setiap bagian Singapore sudah pernah aku kunjungi kecuali Museum. Akhirnya aku memutuskan ke Museum of Singapore. Hampir sekitar 4 jam di dalam dan aku senang banget. Rasanya belum puas karena luas dan unik banget.
Karena sudah jam pulang kerja. Kali ini demi menemaniku, pulang kerjanya lebih awal jadi masih bisa jalan-jalan menikmati malam di Singapore.
Dan seperti biasa, makanan yang kami cari, karena kemarin belum sempat makan di Michellin Star Hawker Chan, ChinaTown, kali ini kami ga salah lagi. Antrian panjang tapi untungnya kami bisa dapat tempat duduk. Makanannya enak dan tidak terlalu mahal. Sebenarnya hanya nasi ayam yang biasa dijual di banyak tempat di Singapore (Singapore terkenal dengan nasi ayam), tapi yang ini menjadi luar biasa karena mendapat penghargaan. Memang sedikit berbeda karena daging ayam yang begitu lembut.

Day 15: Orchard. Library
Destinasi selanjutnya yang belum pernah aku datangi adalah perpustakaan. Perpustakaan di pusat keramaian Orchard Road di dalam mall. 2 lantai perpustakaan yang luar biasa nyaman. Pemandangan ke jalanan kota yang ramai menjadi daya tarik tersendiri. Aku suka sekali di sini. Banyak buku yang ingin aku baca tapi kan waktunya terbatas. Hanya sempat membaca 3 buku dan akhirnya selesai karena kelamaan. Proses meminjam buku juga sangat mudah dan bisa dikembalikan ke Perpustakaan Publik terdekat dengan tempat tinggal (serapih itu sistemnya ya. kapan Indonesia bisa begitu?). Kali ini ijin kerja setengah hari supaya bisa menemaniku jalan-jalan lagi sebelum pulang ke Jakarta. Selain itu, kami juga mengincar makanan lain yang juga mendapat Michellin Star. Ramen Tsuta. Mau dibilang enak banget ya menurutku ok lah. Next, cari dessert ke cafe Tiong Bahru (tapi cabang yang di Orchard) yang terkenal dengan Croissant yang enak banget.
Setelah itu, makan malamnya mencari makanan yang terkenal di Singapore (Chili Crab - kepiting saos padang versi Singapore. hahahaha)

Day 16: Bugis, Tiong Bahru, Changi - Jakarta
Lanjut, hari ini Sabtu jadi bisa seharian menemaniku jalan-jalan. Masih mencari makanan yang terkenal dengan Michellin Star. Kali ini agak jauh ke Tiong Bahru, mencari Mie Singapore. hahahahahaha.., lalu Lanjut ke Bugis yang sudah biasa banget jadi cuma mampir dan lewat saja. 
Malam hari adalah saatnya kembali ke Jakarta. Bye Singapore.. See you soon. 


Dengan demikian selesai jalan-jalan liburanku dan kembali lagi ke kehidupan kerjaan dan lainnya.

Selasa, 09 Januari 2018

Januari 2018 (part I)

Desember 2018 terlewatkan karena sibuk di awal sampai pertengahan bulan (nasib ditinggal sakit dan menikah partner kerja.. sekalian bablas libur sebulan) jadi semua dikerjakan sendiri, kena marah sendiri, perbaiki sendiri. Semua serba sendiri. Setengah bulan berikutnya sudah libur. \(*v*)/ yeay..

Kali ini liburan super panjang dan puas.
2 minggu full di luar negeri.

Day 1: Singapore
Sampai di Changi, Singapore sudah tengah malam. Sampai di Apartemen hanya untuk istirahat, rapikan koper dan beberes koper terus tidur. Untungnya pesawat ke Taiwan ambil yang agak siang jadi ga perlu pagi2 buta sudah di bandara lagi. Masih sempat sarapan dan jajan di minimarket dekat apartment (selalu suka ke supermarket/ minimarket - meski tidak beli dan hanya lihat-lihat barang saja).

Day 2: Taipei
Sampai di Taipei sudah jam 7 malam, lalu jalan ke Ningxia Market yang dekat dengan hotel, lalu makan malam di sana. Seperti biasa, pasar malam penuh dengan street food. porsinya besar jadi makannya pas untuk berbagi.
Karena sudah musim dingin, jadi rasanya dingin banget dan waktu datang belum persiapan jadi sampai menggigil. Meskipun makannya sudah yang hangat dan panas2, tetap saja menggigil.

Setelah makan malam, langsung kembali ke hotel dan tidur. Siap-siap untuk perjalanan yang lebih seru keesokan hari.

Day 3: Taipei 101, Shilin Market
Karena liburannya jalan-jalan tanpa tour jadi bangunnya juga suka-suka. Ga dikejar2 waktu. Setelah selesai sarapan dari hotel (ga suka makanan Taiwan), kita berangkat naik bus menuju ke Menara tertinggi di Taiwan yang terkoneksi dengan mall yang megah sekali. Sampai di puncak tertinggi (lantai 87 dengan kecepatan lift yang hanya dalam kurang dari 2 menit sudah sampai), kita diperbolehkan melihat seluruh kota dari gedung tertinggi di kota Taipei. Karena berkabut jadi tidak semua wilayah terlihat jelas. Aku selalu menikmati melihat kota dari ketinggian, melihat luasnya dan melihat tata kota serta mengagumi karya manusia terhadap pembangunan kotanya. Di satu sisi ada gedung-gedung tinggi dengan gemerlapnya, di sisi lain ada daerah yang masih tidak tertata, di bagian lainnya masih ada pemandangan hijau, dan sisi lain ada sungai yang mengalir dengan jembatan megah yang melintasi.

Sore sampai malam hari, kami makan dan belanja di Shilin Market. Pasar malam dengan segala macam jajanan. Setiap kota pasti memiliki pasar malam yang selalu ramai dikunjungi baik penduduk lokal maupun wisatawan. Di Taipei, Shilin market sangat terkenal karena banyaknya kios makanan. Sampai bingung mau makan dimana meskipun semua tampak sama. Berhubung aku ga terlalu suka makanan Taiwan, jadi biasa aja.

Day 4: Tour Yehliu Geopark, Jiufen, Shifen Old Street and waterfall dan Ximending
Pagi-pagi setelah sarapan langsung menuju stasium utama Taipei yang ga jauh dari hotel untuk ikut tour lokal. Padahal cuaca lebih cocok tidur2an saja karena dingin dan sedikit hujan.
Lokasi I: Yehliu Geopark - pemandangan bebatuan dengan bentuk2 unik dan laut. (emang paling pintar menata wisata alam).

Lokasi II: Shifen Waterfall - Melihat air terjun. Buatku sih biasa aja, hanya saja penataan lokasi wisata yang rapi, makanya jadi terkenal. Bagusan air terjun di Indonesia.

Lokasi III: Shifen Railway Old Street - objek utama adalah jalan kereta api yang sekarang sudah ditutup dan berjejer kios yang menjual oleh2 khas kota ini. Kota kecil ini terkenal dengan lampion dari kertas yang dibuat sedemikian rupa dengan kertas warna warni yang memiliki makna sendiri untuk tiap warnanya. Berhubung saya bukan orang yang percaya dengan doa melepas lampion, maka sayang rasanya kalau buang uang hanya untuk melepas lampion, mending saya beli makanan. hahahaha.

Lokasi IV: Jiufen - Kami diajak melihat kota yang terkenal dengan tangga. Ini sih sedikit mirip penyiksaan. Karena tour jadi agak diburu-buru waktu sehingga melelahkan sekali naik tangganya. sampai di tangga ke 250, baru terdapat jalanan (mirip gang doang sih) dimana sepanjang jalan orang-orang berjualan. Kota ini hampir setiap harinya hujan, apalagi saat musin dingin, dan ini menambah kesulitan untuk jalan-jalan. Setelah makan soup ikan yang super terkenal (beneran enak yang ini) dan beli teh (khas dari Taiwan), langsung aja kami balik ke bus. Capeknya pakai banget.

Satu hari berlalu dengan tour yang melelahkan karena seharian hujan, udah dingin plus hujan, benar2 melelahkan. Balik ke Taipei jam 6 sore, kami lanjut jalan-jalan ke Ximending (distrik yang mirip dengan Harajuku di Shibuya, Jepang / Bugis di Singapore). Karena capek dan malas berjalan-jalan lagi, kami cuma melihat2 sebagian kecil pasar ini dan makan (makan KFC.. hahhahaha. Tapi berbeda dengan KFC di Jakarta. Setiap negara punya ciri khas masing-masing dan di sini KFC-nya enak. Waktu makan KFC di di China ga terlalu enak). Pulangnya juga ga langsung ke hotel tapi mampir dulu ke pasar dekat hotel. Maklum, hari terakhir di Taipei jadi ga mau rugi.


To be continued....


Jumat, 05 Januari 2018

November 2017


Sudah semakin mendekati akhir tahun dan sebentar lagi liburan.
Sudah ga sabar merasakan salju di luar negeri, merasakan white christmas seperti di lagu-lagu dan yang paling menyenangkan adalah jalan-jalan di Singapore selama seminggu bersama orang yang paling tersayang, sebelum kembali bekerja lagi.

Liburan Desember ini cukup panjang, aku ambil cuti sampai 2 minggu. Potong gaji juga lumayan banyak. Hahahaahaha...
Tapi ya sudahlah. Ada uangnya kalau tidak dinikmati juga percuma, ga akan dibawa mati juga.
Sama seperti liburan sebelumnya, kali ini pun banyak yang aku urus sendiri, mulai dari tiket, visa dan juga menukar uang.

Kali ini juga lebih semangat mencari tahu apa saja yang perlu disiapkan karena pergi di musim salju pastinya persiapannya berbeda. Banyak perlengkapan yang harus disiapkan karena bukan barang sehari-hari yang biasa dipakai. Mulai dari baju dingin, sarung tangan, sepatu, ear muffs, dan semua kebutuhan musim dingin, obat2an terutama minyak telon supaya hangat dan ga masuk angin (udah kayak anak bayi), syal untuk tutupin leher. Maklum ya, sudah semakin berumur jadi gampang masuk angin seperti kerupuk.

Sambil mempersiapkan liburan, kerja dan pelayanan tetap dilakukan.
Pekerjaan mulai munurun karena gubernur baru "tidak pro dengan reklamasi", sedangkan perusahaanku bergerak di sana. Dampaknya, kami hanya "menunggu".
Sambil menunggu, karena aku juga ga bisa diam dan tidak mau menjadi bodoh karena tidak ada hal signifikan yang dikerjakan, aku diminta untuk membantu di Business Unit lain. Kali ini challenge baru yaitu di universitas. Excited karena dunia baru dan harus belajar dan adaptasi dengan cepat. Aku bersyukur suda dilatih untuk kerja profesional dan kerja sepenuh hati jadi lebih mudah untuk bisa masuk dunia yang baru. Bertemu dengan orang-orang akademisi memang beda. Rasanya ada banyak hal yang saya dapatkan dari para dosen dan civitas akademisi ini. Cara berbicara mereka santun dan sangat berilmu, ga seperti bicara dengan orang proyek yang seringnya pakai" ngotot". Aku belajar banyak hal baru dan membuatku amazed dengan penjelasan mereka. Beda di antara orang-orang berpedidikan tinggi membuatku ingin kembali kuliah lagi dan bisa menjadi seperti mereka.

Selain itu, saat ini juga masih sibuk persiapan untuk natal.