Selasa, 04 Oktober 2016

Berjalan dalam Ketaatan

"Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." Galatia 2:20

Menjalani kelas pemuridan saat ini pasti bukan kebetulan. Seperti pergumulan yang sudah lama yang akhirnya dijawab. Semakin aku pikir aku kenal Tuhan semakin aku merasa bodoh dan tidak mengenal Tuhan. Itu sebabnya aku sempat berpikir untuk mengambil sekolah teologi. Tapi Tuhan menunjukkan rancangan yang berbeda. Rancanganku bukan rancangan Tuhan. Aku sempat ragu dan takut kalau aku kuliah teologi (padahal aku sudah isi form pendaftaran SAAT Malang), dengan aturannya yang begitu rumit. Tetapi kemudian Tuhan menempatkanku di gereja baru dengan kelas pemuridan yang memenuhi kerinduanku. Dan sekarang, di-challenge untuk ikut kelas intensif, sekali lagi Tuhan membuat rancangan yang luar biasa. Ketika aku takut dan ragu karena harus meninggalkan pekerjaan begitu lama, Tuhan membuat segalanya lebih mudah. Yang harus aku lakukan hanya melangkah dengan iman dan lakukan semuanya dengan taat untuk Tuhan.

Semakin aku menyadari dan menghayati setiap Firman Tuhan yang selama ini hanya sebatas "pengetauanku" saja, semakin aku tahu hidupku selama ini berantakan dan tidak damai sejahtera. Berjalan bersama Tuhan selangkah demi selangkah meskipun pelan dan terkadang harus jatuh dan tertatih, meminta untuk berhenti karena ga sanggup lagi, tapi Tuhan tolong dengan memberikan teman-teman dan mentor yang luar biasa dan sabar menolongku untuk bangkit dan melanjutkan perjalananku dan tidak melihat lagi ke belakang.

Ya.. tidak melihat lagi ke belakang sampai aku mencapai garis akhir pertandinganku dengan sempurna. Jika aku berpaling, pasti ada godaan buatku untuk berbalik saja karena masa lalu rasanya lebih indah. Keindahan yang semu, karena kesenangan dunia selalu bertolak belakang dengan keinginan Tuhan. Sama seperti ketika bangsa Israel dibawa keluar dari perbudakan Mesir, namun ketika mengalami sedikit kesulitan, langsung bersungut-sungut dan memilih kembali ke perbudakan Mesir yang rasanya "lebih indah". Padahal di depan mata, ketika berhasil melewati kesulitan, sudah tersedia tanah Kanaan yang berlimpah susu dan madu yang Tuhan sudah janjikan.
Yang diperlukan hanya ketaatan untuk terus melangkah dengan iman karena Tuhan yang menuntun dari satu kemuliaan kepada kemuliaan lainnya. Prakteknya super sulit, tapi aku mengimani kalau semua ini akan indah pada waktunya.God Bless