Sabtu, 17 Mei 2014

Seiman dan Sepadan

     Sekarang ini aku menjalani fase dimana aku sangat serius menjalani hubungan untuk masa depanku. Aku sedang menentukan pasangan hidupku. Aku tidak ingin main-main ketika menentukan pria yang akan menemani sisa hidupku. Untuk mempersiapkan diri masuk ke dunia kerja saja, kita berusaha memberikan yang terbaik. Sekolah setinggi mungkin, kursus menambah skill sebanyak mungkin, seminar ini dan itu dan lainnya demi pekerjaan yang baik yang sebenarnya tidak akan menemani seumur hidup. Akan ada fase untuk pensiun dan tidak bekerja lagi.
    Untuk urusan pekerjaan aja sampai begitu, apalagi ini untuk pasangan yang akan menemani seumur hidup. Kalau sampai salah, maka rusak sudah semuanya. Dulu mungkin aku bodoh, ketika memilih pasangan asal saja. Tapi, sekarang jangan sampai mengulang kesalahan yang sama. Bukan hanya aku selektif, aku pun mempersiapkan diriku untuk menjadi pasangan yang terbaik buat pria yang Tuhan berikan untukku. Apa yang Tuhan mau adalah pria dan wanita yang mencintai Tuhan, menjadi pria dan wanita terhormat di mata Tuhan.
    Saat banyak pria datang dan masuk ke hidupku, aku selalu ingat dengan prinsip "Seiman dan Sepadan" untuk jadi pasangan. Seiman tidak hanya sekadar seagama saja. Seiman memiliki makna yang lebih dari itu. Banyak orang yang bergama Kristen, tapi apakah mereka benar mengenal Tuhan mereka? Apakah benar mereka mengimani ajaran dari agamanya? Aku ingin memiliki pasangan yang memiliki pengenalan yang benar tentang Tuhan. Lalu, sepadan.. apakah makna sepadan? Banyak yang memaknai dengan penampilan dan hal-hal materi. Sepadan pun memiliki makna yang lebih dalam. Sepadan yang dimaksud oleh Tuhan ketika ia menciptakan Hawa untuk menjadi penolong Adam. Hawa memiliki kapasitas yang sebanding dengan Adam.
    Bagiku menjadi pasangan yang seiman dan sepadan menjadi hal yang mutlak. Aku berdoa untuk pasanganku yang memiliki iman yang sama denganku, sepadan dalam pelayanan, sepadan dalam kapasitas dan kemampuan. Sepadan membuat hal-hal dalam hidup menjadi lebih mudah karena memahami dan menjalani hal yang sama. Sepadan tidak harus selalu sama persis. Sepadan membuat komunikasi menjadi lebih "nyambung". Aku tahu tidak akan mudah menemukan pria seperti itu, tapi aku percaya Tuhan punya cara dan Tuhan selalu memberikan yang terbaik dan indah pada waktuNya, asal kita beriman dan percaya.
    Ketika aku membahas masalah ini dengan temanku, maka pasti banyak akan menganggapku naif. Zaman sekarang, bisa menunggu sampai lumutan kalau mencari pria "sepadan" denganku. "Wanita dengan karir yang baik, berpendidikan, aktif, pintar, mandiri.. semua kualitas yang baik hampir ada dalam dirimu. Banyak cowo yang mungkin akan minder kalau mau mendekatimu." Selalu tanggapan seperti itu yang disampaikan. Jika ia pria pilihan Tuhan, maka semua kualitas baik akan menjadi hadiah yang layak ia terima dalam diri pasangannya. Pria dari Tuhan tidak akan minder mendekati wanita yang baik. Wanita yang mengenal Tuhan, tidak akan menjauh dari pria pilihan Tuhan. Tuhan akan membuat hati kami cukup kuat dan terpaut jika memang kami dipertemukan sebagai pasangan. Akan ada banyak hal yang membuat kami sepadan. Buat teman yang seiman denganku, mereka akan mendukungku dalam doa. Buat mereka yang tidak mengenal Tuhan, maka mereka akan mengganggap aku hidup di dunia dongeng.
    Aku selalu yakin dan percaya bahwa Tuhan sudah mempersiapkan yang terbaik untuk hidup setiap anakNya. Tinggal kita menanti kapan waktu yang Tuhan tentukan. So, buat semua anak Tuhan, cari pasangan yang seiman dan sepadan karena itu yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita. Bagaimana kita tahu pasangan kita seiman dan sepadan? Doakan, damai sejahtera akan ada dalam hati jika itu berasal dari Tuhan. Dan pasti Allah bisa berbicara melalui teman-teman yang juga mengenal Tuhan dengan baik, jadi diskusi dan ceritakan dengan "mentor imanmu". GBU

Jumat, 02 Mei 2014

Ramalan Tarot

Store Thamrin, 10 malam

     Ajakan teman untuk hang out setelah seharian kepala panas karena terus dicekokin dengan ilmu dari project baru berakhir dengan bujukan untuk dibacain kartu tarot. Aku sebenarnya tidak ingin diramal karena takut jadi sugesti dan membuatku jadi terbawa. Dalam kondisiku sekarang, aku mudah sekali terpengaruh. Sebenarnya dari dulu aku tidak pernah percaya dengan ramalan. Aku berusaha untuk menjalani hidup dengan pasrah dan berusaha dengan sangat keras supaya bisa tetap berada di jalan Tuhan. Ketika kondisiku sekarang, aku berusaha sendiri untuk bisa tetap setia dengan imanku kepada Tuhan Yesus, aku tidak ingin terpengaruh dunia yang menganggap semua hal itu lumrah karena orang lain juga melakukannya.
   At the end, aku terbujuk. Ini kali kedua dalam kondisi yang hampir sama. 2 orang teman yang bisa meramal ada bersamaku. Satu membaca kartu tarot yang kubuka, satu lagi membaca garis tanganku. Keduanya menyampaikan statement yang sama. Padahal mereka tidak tahu keadaanku. Mereka tidak tahu yang aku jalani. Mereka hanya teman kantor biasa saja. Selama ini juga yang terjadi hanya urusan kantor atau becanda biasa. Mungkin memang mereka punya kemampuan untuk bisa melakukan hal tersebut. Talenta setiap orang memang berbeda.
    Here it is. Mereka berdua menyampaikan hasil yang hampir sama. Aku berada di persimpangan jalan. Pilihan yang akan menentukan masa depan hidupku. Kalau aku terus pada pendirianku sekarang, maka aku akan berakhir menjadi wanita karir dengan kehidupan sosial yang minim. Jika aku mau berubah, maka hidup sosialku yang akan berubah dan karir yang kujalani akan biasa saja. Garis tanganku pun berubah dalam waktu kurang dari 6 bulan. Sebelumnya temanku melihat hal yang berbeda dengan yang sekarang. Garis tanganku mengikuti pilihan hidup yang aku tentukan. Satu hal yang membuat temanku kagum adalah, kartu utama yang terbuka adalah iman. Temanku bilang, semuanya aku jalani dengan penuh iman, biar kehendakMU bukan kehendakku. Aku selalu kuat dan sanggup menjalani semuanya karena iman yang tegar. Kartu lainnya adalah kartu yang kontras, kartu yang menunjukkan kekerasan hati tapi juga kelembutan seorang ibu. I'm a good mommy :)
    Aku masih saja amazed dengan tarot, bagaimana bisa kartu bisa membaca kondisi yang terjadi padaku padahal aku tidak pernah bercerita. Dengan melihat sebuah kartu, lalu ditanya, "kamu sedang dekat dengan beberapa pria?" WOW... apa maksudnya?? "kamu bingung memilih? Ada salah satu alasan yang dikarenakan keluarga??" Speechless. "kamu orang yang selalu pakai logika, sedangkan masalah hati adalah perasaan maka solusinya bukan logika." again I'm speechless. Mau nangis tapi malu karena orang-orang yang begitu ramai dan di depan teman kerja. "kamu bukan orang yang menunjukkan kelemahan di depan orang lain. Di depan orang, kamu berbeda. Dalam hati, kamu berusaha untuk kuat. It's ok to be weak." Then, air mata pun turun tanpa bisa ditahan. Lalu yang paling akhir setelah dikonseling (even psikolog needs konseling :p ), kalimat pamungkas yang sekali lagi bikin aku kembali galau.."jawaban akhir dari pertanyaan di otak kamu sekarang, kamu sendiri yang bisa jawab, bukan di dia. Kamu mau akhiri atau kamu mau terus seperti itu. Pilihan ada di tangan kamu." Aku bingung, kalau aku mau meneruskan, bagaimana caranya? Kalau aku mau mengakhiri, ini seperti akhir yang akan menghantui karena mengambang tanpa jelas.
    Balik lagi.. semuanya hanya iman saja. Percaya saja kalau semua akan baik dan Tuhan akan memimpin setiap langkah hidupku selama aku mau berusaha menjalani ini dengan baik sesuai dengan kehendakNYA. Thank YOU, LORD. Aku punya teman yang luar biasa. Sampai di rumah, berdua mereka menulis pesan singkat yang hampir sama bahwa aku harus ingat bahwa ini ramalan saja dan Tuhan akan berikan yang terbaik dalam hidupku. AMIN