Selasa, 28 November 2023

'Seiman dan Sepadan' - ku

Seiman dan sepadan ku saat ini sedang dalam fase yang sangat complicated.

Sama mengimani Tuhan yang Esa tapi Ia tidak menerima tritunggalku

Sama mengimani kalau Tuhan yang memberi anugerah keselamatan tapi tidak pada keyakinan ke surga.


Tapi kali ini aku mau membahas sepadanku.

Sepadan secara pendidikan, latar belakang keluarga, financial, pola pikir, dan banyak lagi.

Bagaimana dengannya??

Karena banyak hal yang tidak terjawab, maka aku tidak benar-benar tahu apakah latar belakang kami sepadan atau tidak.

Dia pintar, mengaku lulusan S2... tampak sepadan.

Dia menceritakan pengalaman kerja yang baik... tampak sepadan.

Dia bilang punya harta A, B, dan C... tampak sepadan.

Tapi kan itu cerita dan kata saja, apakah yang tampak benar seperti itu.... entahlah

Saat ini yang aku lihat tidak seperti itu. Yang aku jalani juga berbeda. Aku mulai lelah dan tidak tahu akan sampai kapan. 

Ingin rasanya melepaskan saja dan berjalan seperti yang tampak saja.

Yet.. aku ingat pernah bilang untuk walk by faith not by sight.

Apa aku harus menutup mata saat ini kalau yang aku jalani tidak membahagiakan dan tidak seperti yang dijalani orang pada umumnya?

Apa karena aku salah makanya aku harus mengalami ini?

Aku lelah, aku bosan dan aku mulai tidak sanggup menjalani ini.

Aku ingin melepas ikatan ini karena mulai terasa begitu menyakitkan.


Jumat, 05 Mei 2023

Tua tapi Kelakuan Anak Kecil

Ini hanya curhatan karena sudah menumpuk di dada dan perlu ditumpahkan saja.

Kali pertama dalam hidup ketemu manager dan direktur sudah tua tapi kelakuan anak kecil.

Cari muka.. entah dimana muka selama ini ditaruh sampai harus cari muka begitu.

Kesal, bete sampai di titik ingin membenci. Jika bukan karena ingat Tuhan rasanya ingin maki-maki saja.

Manager kelakuan anak kecil, direktur pun sama. Ngambekan dan ga mature dalam menghadapi situasi.

Ga bisa diterima dikiritik, ga bisa terima masukan orang, ga bisa menerima cemooh?? ga berjiwa besar.

Kalau tidak berjiwa besar, tidak akan pernah jadi orang besar.

Lesson learnt:

1. Keep your feeling for yourself

2. Jangan menilai bahwa setiap posisi senior adalah orang yang mature secara mental

3. Jadi pribadi yang lebih bijaksana dalam menyikapi situasi

4. Never be like the one you don't like

5. Leave the situasion that do not make u grow


Bosan dan lelah. entah sampai kapan masih harus bertahan dan berjaung di sini Tuhan?

Please, let me grow in other place. Enough is enough. Aku mau dan harus pergi Tuhan.

Mereka butuh orang ang lebih tepat daripada saya.


Minggu, 30 April 2023

Pertanyaan Tiada Habis

10.10.2021 - 10.10.2022 menuju 10.10.2023

Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.
Masih banyak keingintahuan yang tak terpenuhi.
Masih banyak keraguan yang tak tersingkapkan.
Masih banyak hal yang mengganjal yang tak lepas dari pikiranku.

Jawaban selalu tunggu, nanti, belum saatnya.
Haruskah bertahan? Atau haruskah berhenti?
Haruskah menyampaikan semua yang aku mau?
Aku tidak bisa menerima apa adanya, apakah terlalu tinggi ekspektasiku?

Haruskah terima saja hal yang tidak bahagia ini?
Aku menentukan standar yang tinggi?
Aku merasa layak terima yang baik karena aku berusaha untuk jadi baik.
Apakah harus terima apa adanya pada saat aku berusaha tidak hanya memberi apa adanya tetapi yang terbaik.

Kalau kata orang, nobody's perfect. Yes, I'm not perfect either. Tapi saya berusaha untuk perfect.
Tapi kalau dia tidak berusaha jalan menuju perfection itu, apakah aku harus nunggu?
Aku lelah. Aku bosan. Aku ga mood. Aku ga tahan.

Jumat, 09 Desember 2022

Haruskah Berhenti?

Aku terus melangkah sambil sesekali melihat ke belakang. Aku takut tersesat tapi tidak ingin berhenti di sini.

Perjalanan rasanya sudah jauh, tetapi masih saja hati ini tidak yakin. Aku tidak merasakan damai sejahtera. Selalu saja ada pergumulan dalam hati. 

Aku sadar kalau aku sepertinya sudah melanggar batas dan memberi toleransi kepada pelanggaranku. Aku mulai bosan dan lelah. Kalau ada sedikit saja pemicu rasanya akan langsung meledak. Aku sadar ini sudah tidak benar. Kalau terus begini aku akan meledak karena terus menahan diri. Aku bukan diriku hanya demi kompromi.

Haruskah berhenti sekarang?

Rasanya belum rela, sayang waktu yang terbuang, sayang moment yang sudah terbentuk.

Dia menjadikanku pribadi yang lebih sabar, lebih dewasa, lebih peduli, lebih pintar, lebih bisa menahan diri.

Tapi dia tidak seperti yang ditentukan bagiku.

Aku suka ikan bakar, ayam bakar is ok kalau ikan ga ada, tapi bukan berarti aku memilih ayam bakar. Aku tetap maunya ikan bakar. Ilustrasi yang aneh tapi ya... seperti itu kira-kira.

Aku mencari yang aku tahu akan membuatku nyaman menjalani hidupku. Ada hal yang bisa aku terima dan tidak akan memicu kekesalanku, tetapi ada hal yang aku tidak bisa aku terima.

Pikiran dan hatiku selalu bertolak belakang, ngak sinkron



Haruskah berhenti??

Sebelum lebih jauh aku jalan dan aku makin tersesat, semakin banyak waktu yang terbuang, sebelum semakin dalam rasa yang tumbuh dan semakin sakit jika benar berakhir.. aku rasa aku harus berhenti.


Kamis, 28 Juli 2022

Mendadak Melow

Biasa kamu selalu ceria, penuh semangat dan canda tawa.

Tak jarang kamu juga sangat emosional dan galak seperti preman.

Tapi beberapa minggu ini kamu selalu melow.

Sering aku melihatmu tiba-tiba meneteskan air mata.

Raut wajahmu pun tidak terlihat ceria seperti biasa.. tidak seperti namamu Ria.

Beberapa kali kamu pun tertunduk lemas dan menghela nafas panjang.

Kamu tidak tampak antusias seperti biasanya.

Ketika kuajak bicara, kamu juga seringkali tidak fokus.

Kamu tidak menanggapi pembicaraan, tidak mengatakan apa-apa.

Kadang kamu ketus sekali seolah tidak ingin diganggu.

Kamu sering terlihat kurang bersemangat dan tatapanmu pun kosong.

Kamu sering diam dan memilih pakai headset dan sibuk dengan pekerjaanmu saja.

Kamu seolah tidak peduli dengan hal lain dan hanya tenggelam dalam duniamu saja.

Kamu tidak lagi peduli dengan pembicaraan orang lain yang kamu tahu tidak benar.

Kamu tidak menasehati atau membalik persepsi.

Kamu tidak peduli dengan hal-hal negatif yang dilontarkan orang lain.

Energi positifmu pun seolah redup.

Kamu juga lebih sering memilih sendiri dan pergi menjauh dari yang lain

Apa yang terjadi denganmu?

Lelah kah kamu dengan semua yang terjadi?

Kamu butuh waktu sendiri kah?

Jangan lama-lama ya.. segera kembali seperti Ria yang aku kenal.

I love you. You did good. You deserve better life.






Selasa, 26 Juli 2022

Mesin Waktu

Beberapa kali dengerin lagu ini, awalnya biasa saja. Bagus dan cukup menyentuh. Lalu, aku putuskan nonton film-nya dan yang ada aku nangis sejadinya. Cengeng sih.. tapi ya gitu deh.

Kayaknya efek hormon.

Beberapa bulan ini sensitif banget dan mudah banget terpengaruh. Mudah menjadi emosional, gampang terharu, mudah baperan, dan paling parah adalah jadi gampang tersinggung.

Untuk menghindari menyakiti orang lain, aku pilih menghindar dan tidak mau banyak berinteraksi. Aku pilih diam dan tidak banyak berkomentar. Aku juga lebih banyak kerja sampai lelah supaya tidak perlu banyak berhubungan dengan orang lain. Sabtu Minggu untuk urusan gereja dan istirahat atau liburan yang jauh supaya tidak burn out dan bikin makin tersinggung.

Baru hari ini, aku dengar lagu ini lagi dan rasanya kok sedih banget. Habis liburan malah makin baper. Jadi kebayang kalau bisa putar waktu, rasanya mau diputar ke saat dimana aku tidak kenal kamu karena rasa sakitnya ga bisa hilang sampai hari ini. Kalau ada yang bilang, waktu menyembuhkan, mungkin waktunya dibalik ke masa sebelum sakit itu terjadi.

Mentorku bilang, kalau semua hal boleh terjadi dalam hidup kamu, pasti karena seiijin Tuhan dan untuk mengajarkan banyak hal. Ada hal yang diajarkan lewat pengalaman indah, tapi ada juga lewat rasa sakit.


Mesin Waktu

Kalau harus ku mengingatmu lagi
Aku takkan sanggup dengan yang terjadi pada kita
Jika melupakanmu hal yang mudah
Ini takkan berat, takkan membuat hatiku lelah
Kalah, kuakui aku kalah
Cinta ini pahit dan tak harus memiliki
Jika aku bisa, ku akan kembali
Ku akan merubah takdir cinta yang kupilih
Meskipun tak mungkin, walaupun ku mau
Membawa kamu lewat mesin waktu

 

Jumat, 04 Maret 2022

What Will You Do for Love?

'What Will You Do for Love?'

Kalimat ini aku dengar ketika tanpa sengaja melihat iklan parfum.

Kalimat yang membuatku berfikir dan merenungkan beberapa hal. Tidak kebetulan juga statement ini didengar di bulan Februari yang selalu identik dengan bulan penuh cinta/kasih sayang.


God is Love.. What will I do for GOD?

I can't do anything karena hidupku adalah milik-Nya, punya Tuhan dan Dia yang melakukan segala sesuatu di dalam hidupku. Kalau tidak karena Tuhan, maka yang akan saya hasilkan hanya hal-hal yang tidak baik dan pastinya tidak mengasihi. Tuhan bilang kalau kita mengasihi Dia, maka kita akan mengasihi manusia lain yang dikasihiNya. Mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan bisa nyata terlihat dengan mengasihi sesama manusia.

Lalu, tidak kebetulan aku baca kembali buku 'Love is a Verb'. Buku ini sudah lama aku selesaikan, tetapi tiba-tiba teringat dan kubaca kembali. Selalu suka membaca buku tentang bagaimana mengekspresikan kasih. Buku ini juga ditulis oleh penulis yang sama dengan 'The 5 Love Languages'.

Kasih ditunjukkan dengan cara yang berbeda-beda dan dipahami dengan cara yang berbeda. Jika buatmu memeluk adalah kasih, maka bagiku belum tentu aku pahami sebagai bentuk kasih. Bahkan bisa jadi hal yang aku rasakan sebagai hal yang menghina bukan mengasihi. Demikian juga sebaliknya, jika aku mengasihi dengan hadiah dan kamu tidak suka, maka yang ada kamu merasa aku cuma 'membelimu' dengan barang-barang. 

Setiap orang memiliki bahasa kasih yang berbeda dan untuk bisa dipahami, maka kita harus belajar mengetahui bahasa kasih dari orang yang mau menjadi target kasih kita.

Satu hal yang pasti, Love is sacrifice. Melakukan apa yang belum tentu kita sukai demi menyenangkan orang yang dikasihi. Berkorban demi kebahagiaan orang lain membawa kebahagian yang tidak pernah terbayangkan. Jika menggunakan logika, maka tidak akan terbayangkan karena Kasih tidak ada di Logika tapi di hati. Sama seperti KASIH BAPA kepada manusia yang kalau dipikir dengan logika, maka tidak akan pernah masuk akal.  Bagaimana bisa masuk logika, seorang raja mau turun ke dunia dan mati untuk tebus dosa manusia. Darah ganti darah sebagai penebusan.

Bisakah saya juga berkorban untuk orang yang aku kasihi untuk membuat dia paham aku mengasihinya? Even bahasa kasih kami berbeda, bersediakah aku merendahkan hati untuk mengikuti bahasa kasihnya supaya ia paham? Berkorban dari materi sampai non materi seperti waktu, tenaga, perasaan, pikiran dan keinginanku sendiri?

LOVE... kata yang sederhana dan mudah diucapkan tetapi sulit untuk dilakukan.