Rabu, 10 Mei 2017

Mei 2017

Beberapa waktu terakhir ini benar-benar menguras energi secara tidak sadar.
Belum pernah sebelumnya aku berempati sebesar ini kepada orang yang tidak aku kenal, apalagi pejabat. Untuk hitungan aku yang adalah manusia cuek dan apatis terhadap pemerintahan Indonesia (itu dulu), aku tidak pernah menangis terharu bahkan sampai letih menangis untuk bangsa Indonesia.

Sejak ada pak Jokowi dan pak Ahok, pandanganku terhadap pemerintahan Indonesia berubah. Aku yang dulu tidak pernah yakin ada pejabat yang baik dan jujur, mulai percaya bahwa ada harapan bagi bangsa Indonesia dan mau berdoa untuk bangsa ini. 
Tapi beberapa bulan terakhir benar-benar sedih dengan kondisi Jakarta khususnya. 

Tapi bukan masalah politik yang ingin aku bahas karena kau memang sampai saat ini pun tidak suka dengan politik meski sekarang jadi lebih peduli.

Yang menjadi pemikiranku adalah Bhinneka Tunggal Ika. Masihkah ini ada di bangsaku?
Jika ada kenapa begitu kencang sekali isu SARA?
Salahkah jika orang memiliki suku yang berbeda? Suku juga bukan pilihan, kita terlahir tanpa bisa memilih suku.
Salahkah jika keyakinan agama kita berbeda? Keyakinan adalah pilihan dan setiap manusia dilahirkan bebas untuk memilih. Haruskah dipaksakan untuk sama?
Adakah Tuhan yang salah? Adakah Tuhan yang tidak baik? Adakah Tuhan yang lebih unggul dibandingkan Tuhan yang lain? Adakah Tuhan mengajarkan keburukan? Adakah agama yang jahat? Manusia yang merepresentasikan Tuhan-lah yang salah. Ketika manusia tidak kenal Tuhannya, maka ia menjadi salah jalan dan tersesat.

Hari ini aku menangis untuk bangsaku. Hari ini aku sungguh berdoa untuk bangsaku.
Dalam hati aku naikkan pujian kepada Tuhan:

Tuhan pulihkan, Bapa pulihkan
Kembalikan bangsa kami kepadaMU
Bapa pulihkan, ampunilah bangsa kami
Dan pulihkan kembali negeri kami

Sedih hatiku melihat bangsa yang tidak bisa menghargai prularisme. 
Sedih hatiku melihat ketidakadilan bangsa ini karena kepentingan pihak tertentu.
Sedih hatiku melihat segelintir orang menggunakan agama, mengatasnamakan Tuhan untuk menyakiti bukan mengobati hati yang terluka.
Sedih hati ini terutama melihat orang-orang yang dengan mudah mau dihasut, apakah karena memang tidak mengerti atau memang sengaja sehingga mau untuk ikut merusak Bhinneka Tunggal Ika yang sudah ada sejak dahulu dan merupakan bagian dari hidup berbangsa dan bertanah air.

Kenali Tuhan dengan benar dan kamu akan hidup dengan benar.