Selasa, 11 Mei 2010

Dengarkan Curhatku



Tahukah kamu bagaimana rasanya dada begitu sesak dan pikiran jadi mampet dan kepala pusing?

Itu yang sering kurasakan akhir-akhir ini...
Rasanya begitu penuh.

Ingin rasanya bercerita dan menumpahkan semua yang ada di hati dan pikiran saat ini tapi kepada siapa? Semua orang sibuk dengan urusannya sendiri, atau some just say, "semua orang punya masalahnya sendiri, kamu jangan merasa kamu satu-satunya orang yang bermasalah. be grown up"
Hey, menjadi dewasa bukan berarti ngak butuh tempat curhat kan..

Maybe ada yang hanya diam dan mendengar
Maybe ada yang akan bersimpati
Maybe ada yang berempati
Tapi ngak sedikit yang ngak peduli dan kata-kata yang di atas pun bisa terlontar, yang maybe mereka ngak tahu kalau kata-kata itu menyakitkan hati bagi yang sedang "menderita".


Ingin menuliskan semua tapi, rasanya takut dan malu jika menuangkannya ke media yang bisa diakses siapa saja. (memang sih lagi ngetrend dan bahkan mungkin bisa jadi komersil) but that's just not right for me.

Satu-satunya media yang tidak akan membuat orang menjudge atau yang bisa menjudge aku adalah my diary..

Diary adalah teman setiaku. Aku ceritakan semunya padanya. Aku tuliskan semua isi hatiku... Aku tumpahkan semua pikiranku..

Aku senang menulis dan mediaku banyak. Aku menulis di laptopku. Aku tulis di blog. Aku tulis di Agenda. Aku tulis di kertas-kertas yang aku temukan. Tapi yang paling sering dan aku rasakan pas adalah diary-ku.

Setelah menulis semua, rasanya aku menjadi sedikit tenang karena kau sudah melakukan katarsis and sometimes i find my way out from things that i faced.. I read my diary dan aku tahu what to do next..

Ketika beban itu sudah terlampiaskan, maka pikiran akan menjadi sedikit lebih jernih dan bisa berpikir dengan lebih baik.