Jumat, 09 Desember 2022

Haruskah Berhenti?

Aku terus melangkah sambil sesekali melihat ke belakang. Aku takut tersesat tapi tidak ingin berhenti di sini.

Perjalanan rasanya sudah jauh, tetapi masih saja hati ini tidak yakin. Aku tidak merasakan damai sejahtera. Selalu saja ada pergumulan dalam hati. 

Aku sadar kalau aku sepertinya sudah melanggar batas dan memberi toleransi kepada pelanggaranku. Aku mulai bosan dan lelah. Kalau ada sedikit saja pemicu rasanya akan langsung meledak. Aku sadar ini sudah tidak benar. Kalau terus begini aku akan meledak karena terus menahan diri. Aku bukan diriku hanya demi kompromi.

Haruskah berhenti sekarang?

Rasanya belum rela, sayang waktu yang terbuang, sayang moment yang sudah terbentuk.

Dia menjadikanku pribadi yang lebih sabar, lebih dewasa, lebih peduli, lebih pintar, lebih bisa menahan diri.

Tapi dia tidak seperti yang ditentukan bagiku.

Aku suka ikan bakar, ayam bakar is ok kalau ikan ga ada, tapi bukan berarti aku memilih ayam bakar. Aku tetap maunya ikan bakar. Ilustrasi yang aneh tapi ya... seperti itu kira-kira.

Aku mencari yang aku tahu akan membuatku nyaman menjalani hidupku. Ada hal yang bisa aku terima dan tidak akan memicu kekesalanku, tetapi ada hal yang aku tidak bisa aku terima.

Pikiran dan hatiku selalu bertolak belakang, ngak sinkron



Haruskah berhenti??

Sebelum lebih jauh aku jalan dan aku makin tersesat, semakin banyak waktu yang terbuang, sebelum semakin dalam rasa yang tumbuh dan semakin sakit jika benar berakhir.. aku rasa aku harus berhenti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar