Kamis, 13 November 2014

Hidup seperti Sinetron


Hidup ini seperti cerita dalam sinetron.
Aku selalu berpikir bahwa penulis cerita penuh dengan imajinasi dan bisa membuat cerita yang begitu bervariasi. Namun, nyatanya dalam kehidupan, cerita dalam imajinasi itu ada di tengah-tengah kita.
Atau kah sinetron lah yang mengambil alur dari kehidupan nyata?
Mungkin saja keduanya benar...

"Sinetronku" kali ini adalah cerita tragis
Wanita bodoh yang dengan mudah dibuai oleh cerita bohong.


Melupakan orang yang pernah begitu berarti dalam hidup adalah hal yang sulit untuk dilakukan.
Apalagi jika orang tersebut pernah memberi kenangan indah dalam hidup
Tapi jika ternyata orang tersebut tidak pernah ada dan hanya rekayasa, siapa yang harus dikenang?
Jika semua cerita cuma karangan, apakah perlu diingat?
Yang ada dalam kenangan ternyata hanya kebohongan bukan kenyataan.
Semuanya hanya rekayasa saja...Apakah itu masih bisa disebut kenangan?
Yang ada justru kebencian dan sakit hati karena semua yang dikatakan hanya kebohongan.
Orang yang pernah begitu berarti menjadi orang yang paling dibenci.
Yang berarti dalam hidup bukanlah dia tapi orang hasil rekayasanya.
Aku mencintai manusia khayalan dari seorang pembohong.

Adakah yang harus disalahkan?
Perlukah menyalahkan orang lain?
Jika memang mencari kesalahan adalah naluri, maka salahkanlah diri sendiri
Mengapa begitu bodoh... mengapa tidak peka... mengapa begitu mudah terbawa emosi

Pelajaran: Dengarkan hatimu, jangan terbawa emosi. Aku terlalu mengikuti keinginan daging sampai tidak peduli dengan petunjuk yang Tuhan beri.


Markus 14:38
“Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Seperti Petrus, aku gagal mempertahankan iman dan jatuh dalam pencobaan karena mengikuti keinginan daging)


Galatia 5:16-17, Paulus berkata,
“Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar