Senin, 28 April 2014

Thank you, Mr. A

     Setiap hal yang terjadi dalam hidup itu harus disyukuri, bahkan saat tersulit dan tidak diinginkan. Saat hati menjadi kosong... aku percaya Tuhan membawa seseorang untuk menolong dan mengisi kekosongan itu. Tuhan tahu setiap kelemahanku.. Tuhan memberi pengganti ketika ada yang hilang atau diambil dalam hidupku. Tuhan membawa teman-teman yang luar biasa untuk menghiburku.
     Even Mr. A yang sudah aku coba jauhi pun menghibur. Usahanya untuk bisa buatku tersenyum bahkan tertawa, membuatku menjadi diri sendiri dan tidak perlu malu untuk menangis supaya tidak menyesakkan dada.
"Diam kuseribu bahasa, diam menyimpan perih. Kucoba menjalani asa tanpamu. Tuhan, kumohon jaga dia dalam hari-harinya, sebagaimana ia pernah menjagaku dengan penuh kasih dahulu. Tuhan, aku lantunkan setiap nafas doaku dalam harap kerinduan yang selalu kusimpan untuk dia seorang.. belajar melupakan seseorang yang melupakanku. Air mataku bisa saja menetes jatuh, hatiku juga pasti teriris sakit, tapi aku punya keyakinan pada diriku sendiri. Dimana engkau saat aku terjatuh? Aku berdiri sendiri tanpamu dan itu menyakitkan. Dan Tuhan menyadarkanku bahwa ikhlas adalah jawaban dari sebuah kesabaran selama ini. Ketika kamu berusaha keras melupakan seseorang dan merasa tidak akan bisa, maka kamu salah, karena waktu berjalan dan Tuhan akan menolongmu bukan untuk melupakan tapi merelakan."
Entah darimana manusia satu ini belajar jadi puitis, entah mengutip dari mana kalimat yang begitu indah. tapi satu hal yang pasti ketika awal membacanya, aku menangis. Lalu, kesekian kali aku membacanya, aku tersenyum dan menyadari bahwa ada usaha yang luar biasa yang sudah dilakukan untuk menghiburku, membuat beban di hati menjadi lebih ringan. Di balik kesedihan, ada kelucuan. Orang yang aku tahu ngak pernah dan ga bisa puitis pun bisa melakukan hal ini hanya demi buatku terhibur.
     Thank You, Mr. A. Meski sekarang sudah lebih ringan, akan selalu ada bagian yang kosong yang aku tahu tidak bisa terisi oleh siapa pun. Selalu ada pertanyaan yang tidak terjawab yang membuat bagian kosong itu akan selalu kosong. Sama seperti sebelumnya. semakin banyak bagian lubang dalam kapalku. Hanya Tuhan, sang pemilik kapalku, yang bisa menutup lubang itu dengan berjalannya waktu. Aku hanya bisa belajar untuk lebih hati-hati lagi mengemudikan kapalku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar