It's April 2014
Kenapa aku resah dan tidak tenang kalau aku
tidak mendengar kabar darinya? Kenapa ada rasa takut meski aku tahu dia bukan
milikku? Kenapa aku harus mengkhawatirkan hal yang tidak pasti? Kenapa dia menjadi begitu berpengaruh ke
hidupku? Apa yang terjadi denganku? Aku tahu tidak ada yang kebetulan dalam
hidup ini, begitu juga apa yang terjadi dalam hidupku. Hidup yang sudah aku
tata selama ini seperti berubah semua sejak dia hadir dalam hidupku. Semua
benteng yang aku bangun seolah menjadi rapuh. Dia mengubah hidupku. Entah aku
yang begitu bodoh atau dia yang begitu pintar mempengaruhiku.
Aku mengatur hidupku sedemikian rupa supaya
tidak ada lagi apapun yang bisa membuatku terluka atau kecewa. Aku tidak ingin
lagi disakiti. Aku mematikan semua perasaanku supaya tidak ada hal apapun yang
akan melukai hatiku, menjadi mati rasa. Tapi kemudian, entah apa yang terjadi, yang aku tahu aku
marah pada diriku sendiri. Aku kecewa. Aku membiarkan perasaan yang seharusnya
tidak boleh muncul itu hadir di hatiku. Dan sekali lagi, aku harus siap untuk
disakiti dan kecewa. Rasa sayang dan cinta pasti akan membawa seseorang pada
rasa sakit. Ketika aku membiarkan diriku jatuh cinta, maka aku juga harus siap
untuk kecewa. Cinta seperti pisau bermata dua yang bukan hanya memberikan
kebahagiaan tapi di sisi yang lainnya juga kekecewaan. Tinggal mata pisau mana
yang dihadapkan pada kita. Ketika mata pisau itu menghadap ke bagian kebahagiaan,
maka pisau cinta itu membunuh semua rasa tidak bahagia. Tapi ketika mata pisau
itu menghadap kepada kekecewaan , maka ia membunuh semua rasa bahagia.
Apa memang harus seperti ini aku menjalani ujian
kenaikan kelas untuk imanku? Apa yang aku coba atur dengan kekuatanku, Tuhan
ajarku untuk tidak terus berada di zona nyamanku dan tidak mengandalkan diri sendiri. Aku tidak diijinkan untuk menjadi manusia yang mati rasa. Baru aja aku merasa tenang
sesaat, dalam waktu sesaat semua sudah harus berubah. Aku takut. Tapi aku tidak
tahu apa yang sebenarnya aku takutkan? Apakah aku takut jatuh cinta dan sayang padanya? Atau
aku takut kehilangan rasa nyaman yang sudah aku bangun selama ini? Atau aku
takut tidak bisa mengendalikan hidupku? Atau aku takut tidak bisa mengandalkan
Tuhan dan membuat Tuhan kecewa dengan hidupku? Aku benar-benar bingung dengan
hidupku. Satu orang yang hadir dalam hidupku dan mengubah banyak hal dalam
hidupku. Dia membawa banyak kebahagiaan, tapi kebahagiaan itu seolah semu. Tidak bisakah aku benar-benar tenang dan merasakan bahagia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar