20 October.
Pelantikan presiden dan wakil presiden peride 2024 - 2029. Bpk. Prabowo dan Gibran.
Aku duduk diam sendirian di coffee shop langgananku setiap kali harus menunggu setelah pulang dari gereja. Kupesan latte, sedikit beda dari pesanan biasaku.. long black.
Terik panas matahari jam 12 siang. Mobil lalu lalang. Orang-orang keluar masuk minimarket di seberang coffee shop. Semua sibuk beraktivitas. Pandangku tidak fokus. Melamun dan melihat dengan pikiran kosong.
1 jam tanpa HP karena kutitipkan ke kasir untuk charge karena lupa membawa charger dan sudah sekarat, padahal masih menunggu mekanik datang. Mobilku mogok. Ini sudah kedua kali kondisi dan waktu yang sama. Aki tdak menyala pada saat ulang gereja. Bedanya kali ini tidaka ada lanjutan kegiatan lain yang buru- buru. Ini menjadi moment pause langka tanpa HP. Hal yang sudah jarang terjadi sama anak-anak zaman now yang tidak bisa lepas dari gadget.
Lahir di masa HP baru muncul dan punya satu saat sudah kuliah membuatku biasa saja saat tidak pegang HP. Canggung sedikit tapi I'll survive. Moment diam, kosongin pikiran, jauh dari sosmed, jauh dari cahaya gadget.
Tapi.. diam bukan diriku dan bukan pilihanku. Otakku tidak mau kompromi. Doing nothing supposed to be a good thing once a while, tapi aneh aja buatku. Ga bertahan lama masa-masa diam dan bengong. Aku acak-acak isi tasku mencari pulpen. Aku bongkar dompet berharap menemukan media buat menulis.
Era modern menjauhkan aku dari kertas dan pencil yang biasa selalu ada di tasku. Secarik bon lama dari belanjaku yg terselip di dompet menyelamatkanku dari rasa bosanku. Ayo menulis dan keluarkan isi kepalaku.
First.. planning. Jangan pernah tidak bawa charger atau at least bawa HP lainnya. Tablet atau notepad, dipakai atau tidak, bawa saja. Diam bukan opsi otakku yang aktif. Bagaimana bisa tinggal di Bali dengan niat menenangkan diri kalau duduk diam sebentar saja sudah bosan😅
Saat aktif ingin diam. Saat diam ingin aktif.
Uniknya, kali ini otakku tidak merancangkan drama. Pikiran yang biasa muncul di kepalaku kalau aktif tak terkontrol adalah drama putusin pacar😅
Pandangku kembali tertuju ke minimarket di seberang karena itu pemandangan utama dari tempat dudukku. Ada badut yang berdiri di depan pintu. 3 jam aku duduk, si badut berdiri tanpa lelah, memegang kaleng uang dengan tulisan yang tak jelas terbaca olehku. Badut setia, menunggu dengan konsisten, berharap pelanggan minimarket yang keluar masuk, membukakan dan menahan pintu, akan berbelas kasih untuk memberikan uang. Sesekali ada yang memberikan uang, mungkin kembalian dari belanja. Mungkin rasa iba, si badut mendapat saweran.
Mataku mulai lelah karena silau matahari. Efek kafein mulai terasa. Jantung berdetak cepat, mulai gelisah, perut juga bereaksi, untung sudah sarapan. Tapi kembali aku hanya..Diam.
Mekanik datang, diamku pun selesai.